Intime – Konflik antara Iran dan Israel diprediksi hanya memberikan dampak kecil terhadap perekonomian Indonesia. Namun, pemerintah diminta tetap waspada terhadap efek tidak langsung, terutama dari pasar China dan Amerika Serikat (AS).
Pernyataan itu disampaikan peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, dalam diskusi virtual bertajuk “Dampak Perang Iran-Israel Terhadap Perekonomian Indonesia” di Jakarta, Minggu (29/6).
“Sementara Indonesia sendiri dampaknya kecil, jadi dengan adanya perang Israel-Iran ini berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,05 persen. Artinya kalau ekonomi kita tumbuh 5 persen hanya berkurang 0,05 persen,” papar Ahmad Heri Firdaus.
Meski demikian, ia mengingatkan agar pemerintah tidak mengabaikan risiko dampak tidak langsung.
“Ini memang kecil kalau kita lihat, tapi kalau misalnya ada dampak tidak langsung gara-gara perang Israel-Iran, Cina juga terdampak, Jepang juga terdampak, itu dikhawatirkan bisa berdampak ke Indonesia secara tidak langsung,” tuturnya.
Ahmad mencontohkan, penurunan permintaan impor dari Timur Tengah terhadap produk China dapat memengaruhi ekspor Indonesia ke Negeri Tirai Bambu tersebut.
“Kalau misalnya permintaan impor dari Timur Tengah terhadap produk-produk dari China itu berkurang, bisa jadi ekspor kita ke China sudah jadi kurang, itu dampak tidak langsung,” pungkasnya