PDIP memberikan syarat posisi Calon Presiden (Capres) 2024 untuk bergabung dengan koalisi besar. Permintaan tersebut, dinilai sangat rasional dan layak.
Bahkan partai berlambang banteng moncong putih itu, cukup mumpuni memimpin koalisi besar tersebut.
Saat ini, hanya PDIP yang telah memenuhi presidential threshold 20% atau ambang batas presiden untuk mengajukan calon sendiri.
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Reza Hariyadi, menilai, syarat yang diajukan tersebut masuk akal. Dia mengungkapkan, PDIP memilili dua kartu. Pertama, kata eks aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) itu, PDIP punya golden tiket yang bisa mengusung sendiri tanpa harus koalisi. Kedua, golden boy punya kader yang elektabilitasnya tinggi.
“Kalau dikombinasikan wajar. PDIP punya 20% dan punya figur menjanjikan,” kata Reza dalam keterangnya, Sabtu (8/4).
Dia menilai, tanpa koalisi besar PDIP bisa menarik partai yang tergabing dari koalisi tersebut. Magnet partai berlambang moncong putih sangat menarik. “Bisa saja PKB atau PPP balik badan ke PDIP. Partai bertarung ingin menang. PDIP sudah berpengalaman,” ucap dia.
“Prabowo harus legowo jadi calon wakil presiden (cawapres). Prabowo negarawan, kalah Pilpres 2019, mau diajak jadi Menhan. Apalagi, tawaran ini cawapres,” lanjutnya.
Dia menilai, PDIP tidak sama sekali khawatir ditinggal Gerindra atau koalisi besar karena sudah memiliki jam terbang tinggi. “Ini terbukti. Di Jakarta bisa menang terus, walau dihantam isu apapun,” tandas dia.