Pernyataan Prabowo soal Tak Takut Jokowi Tegaskan Soliditas dan Stabilitas Politik

Intime – Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya tidak pernah merasa takut kepada Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Prabowo menyebut hubungan keduanya justru sangat baik dan akrab, bahkan menyebut Jokowi sebagai hopeng—istilah dalam budaya Tionghoa yang berarti sahabat baik.

Dalam pidatonya saat menghadiri sebuah acara di Cilegon, Banten, pekan ini, Prabowo menepis anggapan publik yang menyebut dirinya berada di bawah bayang-bayang Jokowi.

Ia menegaskan, tidak ada titipan atau intervensi apa pun dari Jokowi terhadap pemerintahannya.

“Saya hopeng sama beliau, kok takut,” ujar Prabowo disambut tawa hadirin.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai pernyataan Presiden Prabowo merupakan bentuk komunikasi politik yang positif.

Menurutnya, Prabowo ingin menunjukkan kedekatan sekaligus soliditas dengan Jokowi, yang berperan besar dalam kemenangan Pilpres 2024 lalu.

“Statemen Prabowo cerminan hubungan dengan Jokowi yang baik, dan penegasan soliditas antara keduanya. Ini mahfum karena Jokowi punya andil besar dalam kemenangan Pilpres 2024,” kata Dedi kepada wartawan di Jakarta, Minggu (9/11).

Dedi menilai, pernyataan itu juga berfungsi sebagai pesan stabilitas politik. Dalam konteks ekonomi nasional, kata dia, kepastian politik menjadi faktor penting dalam menjaga optimisme dan kepercayaan investor terhadap pemerintahan baru.

“Investasi memerlukan kepastian, baik soal situasi politik maupun optimisme pemerintahan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Dedi menyebut, langkah Prabowo menegaskan hubungannya dengan Jokowi juga bertujuan mencegah munculnya spekulasi tidak produktif yang dapat mengganggu kinerja pemerintahan. Menurutnya, narasi yang menggiring opini bahwa Jokowi masih mengendalikan pemerintahan justru berpotensi merugikan stabilitas ekonomi dan politik.

“Sehingga Prabowo perlu memberikan kepastian itu. Jika Jokowi yang sudah bukan siapa-siapa bagi pemerintah masih dikaitkan, maka ini tidak produktif. Kepercayaan investor bisa menurun karena ada anggapan Prabowo tidak berkuasa penuh,” pungkas Dedi.

Pernyataan Prabowo, lanjut Dedi, pada akhirnya menjadi pesan simbolik bahwa transisi dari pemerintahan Jokowi ke era Prabowo berjalan mulus dan harmonis, sekaligus mempertegas arah kepemimpinan yang mandiri namun tetap bersahabat dengan pendahulunya.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini