Pertemuan Prabowo–Jokowi Dinilai Sarat Muatan Politik dan Konsolidasi Pemerintahan

Intime – Pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Sabtu (4/10), menuai sorotan tajam dan spekulasi dari berbagai pihak.

Direktur Politic and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, menilai Presiden Jokowi merasa tidak tenang dan was-was. Kekhawatiran ini diduga terkait masih bergulirnya kasus dugaan ijasah palsu Jokowi dan gugatan Rp125 triliun terkait dugaan ijasah palsu putranya, Gibran Rakabuming Raka.

“Barangkali pertemuan tersebut merupakan misi penyelamatan Gibran, sehingga Jokowi rela cawe-cawe,” kata Jerry, Senin (6/10).

Dia menduga, salah satu topik hangat yang turut diperbincangkan dalam pertemuan tersebut adalah soal isu pemecatan dua menteri yang disebutnya ‘kesayangan’ Jokowi, yakni Sri Mulyani dan Ketua Projo Budi Arie.

Selain itu, diduga dibahas pula mengenai pergeseran posisi Erick Thohir dari Menteri BUMN ke Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).

“Topik ketiga barangkali Jokowi tetap dan ngotot mendukung Prabowo 2 periode. Tapi saya kira pertemuan ini mengalami jalan buntu lantaran di HUT ke-80 TNI Jokowi tak hadir dengan dalih dan alasan klasiknya,” ujarnya.

Selain isu ijazah dan reshuffle kabinet, topik lain yang diduga juga turut dibahas adalah terseretnya nama Jokowi pada kasus korupsi, di antaranya kasus chromebook Nadiem Makarim, mantan Mendag Tom Lembong, hingga mantan Menag Yaqut Cholil.

Mengenai alasan silaturahmi yang kerap diutarakan, Jerry Massie memiliki pandangan berbeda. Ia menilai gaya komunikasi Jokowi yang selalu ingin bertemu langsung sebagai pemimpin yang ‘kampungan’ alias ‘katro’.

Menurutnya, jika alasannya hanya silaturahmi, Jokowi bisa saja menghubungi Presiden yang sedang berkuasa melalui sambungan telepon.

“Biasa, Jokowi kan tipikal manusia mau diliput media alias narsistik terlalu tinggi. Saya pikir Prabowo hanya sekadar bicara tanpa menanggapi dengan serius,” ujarnya lagi.

Ia menduga, Presiden Prabowo tak akan mau mengambil sikap dalam ranah laporan dugaan ijasah palsu Jokowi dan Gibran.

“Ini langkah yang elegan dan memang tak perlu harus membela. Walaupun saya mengkhawatirkan, kemungkinan besar akan ada tekanan terhadap Prabowo, jika ia tidak menberikan ‘pertolongan’ atau memenuhi permintaan yang disampaikan dalam pertemuan tetrsebut,” pungkas Jerry.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini