Pesan Politik di Ruang Paripurna dari Mohamad Taufik

MOHAMAD Taufik adalah Potret kedewasaan berpolitik di Tanah Air. Ia dihempas dari posisi pimpinan DPRD DKI oleh partainya. Menariknya, proses pergantiannya justru dipimpin sendiri.

Teriakan ‘hidup Taufik’ menggema di ruang sidang Paripurna DPRD DKI kemarin. Bersahutan anggota DPRD DKI yang hadir meneriakan itu. Seluruh anggota DPRD yang hadir berdiri dari kursinya dan memberi aplaus terhadap Mohamad Taufik. Taufik melangkah pasti menuruni anak tangga meja pimpinan sidang tanpa membungkukan dada. Ia tetap tegak berdiri.

Tak ada ekspresi kekecewaan pada raut wajahnya. Ia melangkah pasti. Tak ada tanda moralnya rontok. Ia melempar senyum ke sekeliling pada anggota DPRD DKI yang hadir pada rapat paripurna itu.

Pesonanya sebagai politisi senior memang memukau para politisi di Kebon Sirih. Ia hadapi turbulensi politik di internal partai secara kesatria. Bahkan saat ia harus disingkirkan dari lingkaran utama partai maupun di DPRD DKI. Ia seolah memberi pesan kepada publik bahwa Gus Dur benar.

“Tidak ada jabatan yang perlu dipertahankan mati-matian,” Gus Dur.

Lembaran sejarah baru perjalanan politik DPRD DKI. Pemberhentiannya dari posisi Wakil Ketua DPRD dia ikhlaskan. Bahkan ia minta prosesnya dipercepat. Baginya, pergantian ini bukan kehilangan, tapi bagian dari idealisme perjuangan politiknya sbg kader ummat dan bangsa.

Selasa kemarin, (26/4/2022) boleh jadi hari amat berharga bagi sejarah perjalanan DPRD DKI kedepan. Sebab hari itu adalah hari terakhir Wakil Ketua DPRD DKI Fraksi Gerindra, Mohamad Taufik duduk di kursi pimpinan. Ia dijadwalkan memimpin langsung sidang pergantian dirinya. Ya, dia pimpin langsung proses politik pengangkatan Ketua Fraksi Gerindra Rani Mauliani menggantikannya.

Sejarah akan mencatat. Bahwa pernah ada peristiwa politik yang amat patut diteladani di DPRD DKI. Taufik memberi contoh bahwa dinamika politik tak melulu soal intrik dan gimmik. Kejujuran dan keteladanan sejatinya bukanlah hal langka dalam politik. Ia membuktikannya.

Ini adalah sejarah dan preseden bagi kiprah DPRD DKI sebagai lembaga politik.
Atmosfir pelaksanaan sidang paripurna pergantiannya berlangsung khidmat. Tidak ada manuver untuk menghalangi prosesi itu. Semua berjalan normal. Yang mimpin sidang adalah orang yang dicopot dari jabatannya tanpa ia ketahui sebabnya.

Taufik adalah potret kedewasaan berpolitik. Ia dihempas dari posisi pimpinan DPRD DKI oleh partainya. Tapi prosesnya ia pimpin sendiri. Ia memberi contoh kepada siapa saja yang memerhatikan kiprah politiknya. Tak ada yang bisa menebak dengan pasti suasana kebatinan Taufik saat memimpin sidang.

Layar monitor justru merekam ekspresi Taufik detik demi detik. Datar. Seperti biasanya. Tak nampak ekspresi kekecewaan, sakit hati padanya. Intonasi suaranya pun tak ada yang berubah. Ia memastikan bahwa fase hidup yang dia jalani saat ini adalah tahapan normal dalam politik.

Boleh jadi, Taufik punya rencana sendiri. Mungkin juga ia sedang menyiapkan langkah baru. Karena takdir telah menetapkan jalan hidupnya. Ia mengabdi di jalur politik.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini