Dalam acara Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Padang Lawas tahun 2025, Penjabat (Pj) Bupati Padang Lawas, Dr Edy Junaedi mengajak seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk sungguh-sungguh bekerja sama mengatasi permasalahan fundamental yang selama ini memperlambat laju pertumbuhan Padang Lawas.
Dengan berkaca pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai kerangka pemikiran, Edy Junaedi memaparkan permasalahan yang melanda Padang Lawas berdasarkan sampling data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan OPD yang bersangkutan, yang kemudian disertai dengan “gagasan inti” yang sekiranya dapat menjadi tantangan bagi jajaran pemerintah daerah dalam masa kerja lima tahun mendatang.
Kata dia, IPM Padang Lawas sendiri adalah 72,16, posisi ke-enam terendah di Sumatera Utara dan paling rendah di Tabagsel (Tapanuli Bagian Selatan).
Dimulai dari indeks kesehatan, seperti status RSUD Sibuhuan yang masih termasuk tipe C dan tidak didukung fasilitas untuk penyakit berat, kurangnya puskesmas keliling (pusling) dan ambulans, jumlah dokter spesialis kebidanan yang tidak sepadan dengan Angka Kelahiran Total (TFR), masih adanya 29 persen warga yang tidak memiliki jamban, Angka Kematian Bayi (IMR) yang mencapai 25,34, dan seterusnya.
Untuk ini, lanjut Edy, dibutuhkan adanya rumah sakit berstandar internasional di Padang Lawas.
Begitu pun dengan indeks pendidikan, di mana muncul fenomena “hilangnya” murid di antara jenjang SD dan SMP yang lebih memilih untuk melanjutkan sekolah di daerah lain.
Minimnya perguruan tinggi beserta program studi yang ada di Padang Lawas juga turut menjadi sorotan. Padahal, menurut Edy, status Padang Lawas sebagai penghasil kelapa sawit seharusnya dapat memantik pengembangan riset seperti biodiesel B-35.
“Ini hanya impian saya, tapi saya ingin ada politeknik bertaraf internasional di Padang Lawas,” ujarnya.
Terkait indeks daya beli, Edy mencanangkan gagasannya untuk membangun sebuah sentra ekonomi modern di ibukota kabupaten yaitu Sibuhuan Trading Center (STC).
Berkaca dari kabupaten yang bertetangga dengan Padang Lawas, Edy menilai sudah selayaknya tanah tempat kelahiran orangtuanya ini memiliki pusat perdagangannya sendiri.
“Dengan infrastruktur yang memadai, STC dapat mendongkrak aktivitas ekonomi yang menjadi bagian ketiga dari IPM,” sambungnya.
Pj Bupati berharap bahwa dengan usaha yang terkoordinasi tersebut, IPM Padang Lawas dapat melejit masuk ke jajaran lima tertinggi di Sumatera Utara.
“Saya hanya melanjutkan dari gagasan yang sudah dicanangkan sebelumnya, yaitu Padang Lawas Bercahaya,” ujar Edy pada seluruh jajaran OPD Padang Lawas yang hadir di GOR Bercahaya.
“Saya yakin bahwa kunci untuk membuat Padang Lawas bercahaya sesungguhnya sudah ada pada hadirin semua,” pungkasnya