Intime – Polda Sumatera Utara kembali menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat terdampak bencana alam di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) dan Kota Sibolga. Bantuan dikirim melalui Posko Logistik “Polri untuk Masyarakat” di Gudang Pamobvit Polda Sumut, Kamis (4/12).
Penyaluran bantuan dimulai pukul 22.00 WIB dan dipimpin langsung oleh Direktur Pamobvit Polda Sumut, Kombes Pol Parhorian Lumban Gaol. Lima truk besar berisi logistik diberangkatkan secara simbolis menuju wilayah terdampak.
Setiap truk membawa bantuan berupa 400 karung beras, 100 pcs Aqua Viva, 150 dus air mineral, 300 kotak mi instan, 20 kotak biskuit, delapan kotak sarden, dua kotak popok bayi, 50 lembar tikar, dan 10 unit kasur single. Seluruh logistik ini diprioritaskan untuk warga yang terdampak langsung dan masih bertahan di titik pengungsian.
“Hari ini kami dari Polda Sumatera Utara kembali mengirimkan bantuan kepada masyarakat kita yang terdampak bencana alam, terutama di wilayah Kabupaten Tapteng dan Sibolga,” ujar Kombes Pol Parhorian di sela pemberangkatan logistik.
Ia menjelaskan bahwa bantuan dikirim dalam jumlah besar dan mencakup kebutuhan pokok serta perlengkapan harian yang paling dibutuhkan penyintas.
“Bantuan ini sebanyak lima truk yang berisi bahan makanan, peralatan mandi, hingga perlengkapan untuk beristirahat. Semoga dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang terdampak,” tambahnya.
Kombes Parhorian juga menyampaikan apresiasi terhadap pihak-pihak yang telah menitipkan bantuan melalui Polda Sumut.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mempercayakan penyaluran bantuan ini. Semoga distribusi berjalan lancar dan tiba di tujuan tanpa kendala,” tegasnya.
Pemberangkatan truk dilakukan malam hari guna mempercepat distribusi, terutama untuk wilayah yang membutuhkan suplai logistik segera.
Polda Sumut memastikan seluruh proses pengiriman dilakukan secara terkoordinasi bersama petugas lapangan, pemerintah daerah, serta unsur TNI–Polri di lokasi terdampak.
Bantuan ini diharapkan dapat segera diterima masyarakat yang masih mengungsi dan berada di daerah dengan akses logistik terbatas.

