Pelaksana tugas (Plt) Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Timur (Jatim), Said Abdullah, diduga melakukan bagi-bagi amplop berisi uang Rp300 ribu di masjid, Sumenep, Madura, Jatim.
Vidio itu viral di media sosial video pembagian amplop berwarna merah dengan lambang PDIP. Dalam unggahan lain, berupa foto amplop yang berisikan dua lembar Rp100.000 dan dua lembar Rp50.000
Merespons itu, Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja, menegaskan, pihaknya telah menugaskan Bawaslu Sumenep untuk menelusuri kejadian tersebut.
Dia menyatakan, pada dasarnya tempat ibadah tidak boleh dijadikan ajang politik praktis.
“Teman-teman Bawaslu Sumenep sedang menyelidiki kasusnya, ini kan, dugaannya sehingga kami harapkan bisa ditindaklanjuti ke depan,” kata Bagja, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/3).
Menurutnya, Bawaslu tetap pada komitmen bahwa tidak boleh ada kegiatan politik praktis di masjid atau tempat ibadah tidak boleh. Tidak diperkenankan itu untuk menjaga kondusifitas menjelang masa kampanye,” sambungnya.
Dia pun menyebut, pihaknya tidak melarang seseorang untuk memberikan zakat. Namun, dia mengimbau agar tidak memberikan zakat dengan menyertakan identitas partai politik.
“Kalau zakat, kan, kami enggak mau larang orang berzakat, enggak boleh. Apalagi di bulan ramadan. Mungkin diperbaiki ke depan, kalau bagi zakat jangan pakai lambang partai,” tegasnya.
Sebelumnya, beredar sebuah video merekam bagi-bagi amplop berwarna merah di sebuah masjid. Seorang pria membagikan amplop ke pada jemaah hadir.
Video itu diunggah akun Twitter @PartaiSocmed. Pada amplop merah itu terdapat logo kepala banteng khas PDIP. Juga foto Plt Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Timur (Jatim) Said Abdullah dan Ketua DPC PDIP Sumenep, Ahmad Fauzi. Di unggahan lainnya, terlihat isi amplop terdiri dari dua lembar uang Rp100 ribu dan dua lembar uang Rp50.000.
