Intime – Direktur Rumah Politik Indonesia (RPI), Fernando Emas, meminta Presiden RI Prabowo Subianto tidak mudah percaya pada laporan para pembantunya di kabinet yang dinilai kerap bersifat asal bapak senang (ABS).
Peringatan ini disampaikan menyusul kontroversi klaim Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengenai pemulihan listrik di Aceh pascabencana.
Fernando menilai, pernyataan Bahlil yang sebelumnya mengklaim bahwa 93 persen wilayah terdampak telah kembali mendapat aliran listrik pada Senin (7/12) malam, terbukti tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Faktanya, warga Banda Aceh masih mengalami pemadaman total di sejumlah area pada malam tersebut.
“Presiden Prabowo Subianto jangan mudah percaya terhadap para pembantunya yang hanya membuat laporan Asal Bapak Senang. Permintaan maaf Menteri ESDM Bahlil Lahadalia terkait pemulihan listrik di 18 kabupaten/kota terdampak bencana merupakan bentuk pengakuan atas laporan ABS kepada Presiden,” ujar Fernando dalam keterangan kepada media di Jakarta, Jumat (12/12).
Fernando menyebut Bahlil sebelumnya juga melaporkan bahwa pemulihan listrik telah mencapai 80 persen, namun kondisi faktual menunjukkan sebaliknya. Ia menilai, hal tersebut menjadi bukti bahwa Bahlil dan jajaran petinggi PT PLN tidak becus dalam menangani situasi.
Sudah saatnya, kata Fernando, Presiden Prabowo menilai kinerja para pembantunya berdasarkan data dan kondisi lapangan, bukan semata laporan administratif. Ia bahkan mendorong langkah tegas berupa pencopotan jabatan terhadap Bahlil.
“Segera lakukan pemecatan terhadap Bahlil yang sudah berulang kali menunjukkan kinerja tidak baik,” tegasnya.
Fernando juga meminta Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara (BP BUMN) melakukan evaluasi menyeluruh terhadap manajemen PLN dan mempertimbangkan pergantian pimpinan. Menurutnya, lambannya pemulihan listrik di wilayah Sumatra yang terdampak bencana menunjukkan lemahnya respons dan koordinasi.
“Wilayah yang sedang menjadi perhatian Presiden saja lambat dilakukan. Bagaimana dengan wilayah yang tidak sedang menjadi sorotan? Agar Presiden Prabowo dapat menjalankan target kerjanya dengan cepat, sebaiknya segera copot mereka,” ujarnya.
Sebelumnya, Bahlil Lahadalia menjadi sorotan karena laporannya kepada Presiden bahwa 93 persen wilayah Aceh telah kembali mendapat pasokan listrik. Bahlil membantah memberikan informasi keliru dan menyebut laporan itu bersumber dari data PLN yang disampaikan menjelang Rapat Terbatas.
“Kami memahami perasaan saudara-saudara kami yang masih dalam bencana. Malam itu adalah rapat terbatas. Sebelumnya saya melakukan rapat dengan PLN dan Pertamina. Saya meminta laporan dari kedua instansi tersebut,” kata Bahlil di Jakarta, Rabu (10/12).

