Pramono Anung Ungkap Kunci Komunikasi Publik Jakarta: Berdialog dengan Hati dan Responsif Kritik

Intime – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo membeberkan rahasia gaya kepemimpinannya dalam mengelola ibukota, menekankan pentingnya komunikasi yang didasari hati dan sikap responsif terhadap kritik publik.

Hal ini disampaikan Pramono saat mengisi kuliah umum di Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjajaran (Unpad), Jawa Barat, Jumat (26/9).

Dalam kuliah umum bertema “Komunikasi Publik Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta Menuju Kota Global”, Pramono menegaskan bahwa komunikasi adalah pilihan, dan ia memilih pendekatan humanis.

“Komunikasi itu kan pilihan, kita bisa memilih emosi atau yang seperti apa. Nah, saya memilih berkomunikasi dan menyelesaikan berbagai persoalan dengan hati serta mendengarkan semua kritik atau masukan dari masyarakat,” ujar Pramono.

Pramono, yang juga merupakan alumni doktor Fikom Unpad tahun 2013, menjelaskan bahwa fokusnya adalah menjadikan komunikasi publik Pemprov Jakarta inklusif dan responsif terhadap masukan yang diberikan melalui berbagai saluran, termasuk media sosial

Pramono memaparkan dua contoh nyata bagaimana kritik publik menjadi rujukan kebijakan.

Pertama, terkait keluhan warga di Stasiun Cikini yang kesulitan mengakses transportasi umum karena terhalang pagar.

“Saya coba cek langsung ke lapangan dan minta pagar dibuka dan dibuatkan pelican crossing (sistem penyeberangan pejalan kaki). Setelah itu masyarakat berterima kasih karena ternyata persoalan ini sudah belasan tahun tidak tertangani padahal sederhana,” katanya.

Contoh kedua, mengatasi kemacetan parah di Jalan TB Simatupang akibat proyek infrastruktur. Pramono mengaku langsung mengambil kebijakan taktis.

“Saya minta satu lajur tol agar dibuka untuk umum (digratiskan) sampai Oktober, dan dari laporan yang saya terima sejauh ini itu berhasil mengurangi angka kemacetan sampai 20 persen,” jelasnya.

Pramono juga menyinggung upaya Pemprov Jakarta mendorong penggunaan transportasi umum, terutama mengingat jumlah penduduk ibukota bertambah sekitar 4 juta orang saat jam kerja.

Ia menyebut, peluncuran layanan Transjabodetabek dengan tarif flat Rp3.500 (Rp2.000 saat jam padat) untuk rute Jakarta ke wilayah penyangga seperti Bekasi, Depok, dan Tangerang telah membuahkan hasil signifikan.

“Alhamdulillah, survei terbaru 2025, transportasi publik di Jakarta ada di peringkat 17 dari 50 kota global, dan nomor 2 di Asia Tenggara, hanya berada di bawah Singapura. Jakarta sudah di atas Bangkok, Manila, dan Kuala Lumpur,” ungkapnya bangga.

Selain komunikasi dan infrastruktur, Pramono menekankan bahwa pendidikan dan hunian layak adalah prioritasnya. Ia menyebut bahwa saat ini Pemprov telah memberikan 707.513 beasiswa KJP+ untuk tingkat SD-SMA, serta beasiswa KJMU untuk mahasiswa.

“Kami sudah siapkan 100 kuota untuk warga Jakarta yang akan kita biayai penuh seperti LPDP untuk kuliah di luar negeri,” imbuhnya, seraya menambahkan bahwa pendidikan adalah cara paling efektif untuk memutus rantai ketidakberuntungan.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini