Intime – Kemacetan parah yang melanda sejumlah wilayah Jakarta pada Rabu (24/9) sore hingga malam hari menjadi sorotan tajam.
Gubernur Jakarta Pramono Anung menyatakan bahwa kemacetan tersebut dipicu oleh penutupan Gerbang Tol Semanggi 1 dan Semanggi 2 yang dilakukan PT Jasa Marga secara bersamaan untuk perbaikan infrastruktur.
Perbaikan itu dilakukan menyusul kerusakan pada gerbang tol pasca kerusuhan yang terjadi pada akhir Agustus lalu.
“(Perbaikan) itu dilakukan secara bersamaan,” kata Pramono di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (25/9).
Pramono mengaku telah menginstruksikan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk segera berkoordinasi dengan PT Jasa Marga guna melakukan langkah antisipasi agar kemacetan serupa tidak terulang.
Ia secara spesifik meminta BUMN tersebut untuk tidak melakukan penutupan gerbang tol pada jam sibuk, terutama saat masyarakat pulang kerja.
“Jangan lagi dilakukan ketika jam banyak masyarakat sedang bertransportasi, berangkat/pulang kerja. Kemarin kan pulang kerja,” tegasnya.
Pramono menyarankan agar PT Jasa Marga memilih waktu yang tepat untuk melakukan penutupan Gerbang Tol Semanggi 1 dan Semanggi 2, yaitu saat kondisi lalu lintas lengang, seperti pada hari libur.
“Kalau mau melakukan, ya hari libur lah gitu, ya. Itu untuk mengatasi kemacetan,” ujarnya.
Kemacetan horor yang terjadi pada Rabu lalu dikeluhkan secara luas oleh masyarakat. Kemacetan tersebut melanda sejumlah ruas jalan utama Jakarta, termasuk Jalan Gatot Subroto, kawasan Karet, Pejompongan, Palmerah, Slipi, hingga Tomang.
Sebuah insiden yang mengkhawatirkan juga dilaporkan. Dalam video yang diunggah akun Instagram @jakarta.terkini, seorang pengendara motor dilaporkan pingsan di tengah kemacetan yang diduga akibat kelelahan.
“Stuck 1,5 jam lebih sampai ada yang pingsan,” tulis akun tersebut, seraya menunjukkan pengguna jalan lain yang sigap memberikan bantuan kepada pemotor yang tumbang itu.