Oleh Muhammad Husen Db, M.Pd, Direktur RUPOLDE – Rumah Politik dan Demokrasi, Anggota Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik – LHKP PP Muhammadiyah, Sekretaris Bidang Politik Forum Keluarga Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah – Fokal IMM
Intime – Pendidikan di Indonesia kian hari kian memberikan dampak positif. Kita sadari bahwa betapa sulitnya mengurai berbagai persoalan yang dihadapi, tetapi kita tidak pernah letih untuk mengatakan bahwa tidak ada kata lain kecuali harus berpegangan tangan untuk menuntaskan satu demi satu persoalan yang kita hadapi.
Beberapa hari ini kita mendengar program Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia Prof Dr. Abdul Mu’ti tentang Tes Kemampuan Akademik (TKA) bagi siswa, kita bisa membaca dari beberapa aspek pendekatan.
Pertama adalah kegelisahan tentang kondisi pendidikan kita. Kedua, kemauan yang kuat agar bangsa yang besar ini bisa maju sejajar dengan bangsa lainnya. Ketiga, mencari formulasi yang tepat demi mewujudkan pendidikan yang berkualitas.
Adapun latarbelakang dari program Tes Kemampuan Akademik (TKA) adalah kebutuhan adanya pelaporan capaian akademik individu murid dari penilaian yang terstandar. Program Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah tentang Tes Kemampuan Akademik (TKA) bertujuan untuk mengukur capaian akademik siswa pada mata pelajaran tertentu dan digunakan sebagai dasar seleksi, pemetaan mutu, serta perbaikan proses pembelajaran.
TKA ini diselenggarakan secara nasional dan hasilnya dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti seleksi masuk jenjang pendidikan lebih lanjut, penyetaraan jalur pendidikan, dan pemetaan mutu antar daerah. Pendidikan dasar dan menengah merupakan fondasi penting dalam membentuk kualitas sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing.
Salah satu aspek yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan akademik siswa adalah tes kemampuan akademik. Siswa akan terlihat seberapa jauh kemampuannya tanpa harus membebani dalam menempuh pendidikannya. Sering kali siswa merasa terbebani karena banyaknya ujian yang membuat mereka merasa ada tekanan psikologi yang punya dampak buruk terhadap tumbuh kembang dalam setiap jenjang pendidikan.
Tes kemampuan akademik dapat mempengaruhi kualitas pendidikan dasar dan menengah dalam beberapa aspek, antara lain: Teori Konstruktivisme: Tes kemampuan akademik dapat mempengaruhi proses belajar siswa dengan menekankan pada aspek kognitif dan aspek lain seperti afektif dan psikomotorik.
Selain konstruktivisme juga ada teori humanistik, yaitu tes kemampuan akademik dapat mempengaruhi motivasi dan minat belajar siswa dengan menekankan pada aspek kompetisi dan aspek kerjasama dan kreativitas.
Sebagai upaya mendukung berbagai gerakan yang mengarah kepada penguatan kompetensi anak dan meningkatkan kualitas anak, pemerintah telah memiliki landasan hukumnya, diantaranya undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Pasal 58 ayat (1) menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar siswa dilakukan untuk memantau kemajuan belajar siswa dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Selain itu Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan: Pasal 68 ayat (1) menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar siswa harus dilakukan secara objektif, transparan, dan akuntabel. Selain itu, Permendikdasmen RI No 9 Tahun 2025 Tentang Tes Kemampuan Akademik Pasal 2 ayat (1) TKA diselenggarakan dengan prinsip kejujuran, kerahasiaan dan akuntabilitas.
Jika kita lihat dari perspektif filosofis, tes kemampuan akademik dapat mempengaruhi tujuan pendidikan yang lebih luas, seperti membentuk siswa yang berkarakter, berakhlak mulia, dan berdaya saing.
Selain itu ditinjau dari aspek filosofi humanisme, tes kemampuan akademik dapat mempengaruhi nilai-nilai humanisme, seperti menghargai keunikan dan keberagaman siswa, serta mempromosikan kerjasama dan solidaritas.
Secara terperinci kita bisa melihat lebih jauh apa saja keuntungan menggunkan program tes kemampuan akademik; pertama, Pengembangan sistem evaluasi yang lebih komprehensif dan holistik untuk memantau kemajuan belajar siswa dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Kedua, Peningkatan kualitas guru melalui pelatihan dan pengembangan profesional untuk memastikan bahwa guru dapat melaksanakan evaluasi yang objektif, transparan, dan akuntabel. Ketiga, Pengintegrasian nilai-nilai humanisme dalam sistem pendidikan untuk mempromosikan kerjasama, solidaritas, dan keunikan siswa.
Keempat, TKA dirancang untuk mengukur pemahaman siswa terhadap mata pelajaran tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku, sehingga dapat diketahui sejauh mana siswa telah menguasai materi yang diajarkan. Kelima, TKA dapat membantu menjamin kesetaraan akses pendidikan bagi siswa dari berbagai latar belakang dan jalur pendidikan, karena hasil TKA dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk perguruan tinggi atau jalur prestasi.
Keenam, Hasil TKA dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam seleksi masuk perguruan tinggi, baik melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) maupun jalur lainnya, serta dalam seleksi jalur prestasi di jenjang pendidikan yang lebih rendah. Ketujuh, TKA dapat membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa dalam berbagai bidang akademik, sehingga dapat digunakan untuk merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif dan membantu siswa mengembangkan potensi mereka secara optimal.
Kedelapan, TKA dapat mendorong sekolah untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan penilaian, karena hasil TKA dapat menjadi umpan balik bagi sekolah dalam upaya pengendalian dan penjaminan mutu pendidikan. Kesembilan, Proses mengerjakan soal TKA, terutama yang membutuhkan ketelitian dan kejujuran, dapat membantu siswa untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam menghadapi berbagai jenis tes.
Dengan berbagai pertimbangan dan kajian yang mendalam tentang program tes kemampuan akademik yang sedang di gagas oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Abdul Mu’ti, kita memiliki optimisme bahwa dengan TKA ini, siswa akan terlihat jelas potensi akademiknya dengan tidak mengorbankan tekanan psikologis yang mencederai kebebasan siswa dalam menempuh pendidikan. Semakin baik pola pendidikan kita, semakin baik pula hasil kompetensi siswa yang membanggakan kita semua.