Intime – Direktur Indonesia Political Review (IPR), Iwan Setiawan, menilai proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh yang dibangun pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo bukan merupakan bentuk investasi sosial.
Menurutnya, proyek tersebut murni bersifat komersial dan melibatkan dana yang sangat besar.
“Soal kereta cepat ini bukanlah persoalan investasi sosial. Karena pembangunannya memakan anggaran banyak dan ditujukan untuk sektor bisnis. Jadi harus dipisahkan antara investasi sosial dengan investasi bisnis,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (4/11).
Iwan menegaskan, proyek Whoosh tidak bisa disamakan dengan program sosial yang secara langsung memberikan manfaat bagi masyarakat. Sebaliknya, ia menilai proyek tersebut justru menimbulkan beban sosial karena meninggalkan utang besar yang harus ditanggung oleh pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto.
“Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini bukan proyek investasi sosial, melainkan beban sosial. Karena proyek ini meninggalkan utang yang besar dan akan menjadi tanggungan bagi pemerintahan Prabowo,” jelasnya.
Lebih jauh, Iwan mengingatkan agar pemerintahan Prabowo berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait keberlanjutan dan pengelolaan proyek tersebut. Ia menilai langkah yang tidak tepat justru berpotensi menimbulkan risiko politik.
“Presiden Prabowo harus berhati-hati dalam mengambil keputusan agar tidak menjadi beban politik. Jika tidak hati-hati, ini akan berdampak negatif terhadap Prabowo,” kata Iwan.
Ia juga mendorong pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proyek yang menelan biaya besar itu, khususnya terkait transparansi dan arah bisnisnya.
“Soal transparansi dalam pengelolaan dan kejelasan arah bisnis menjadi kunci agar proyek kereta cepat tidak membebani keuangan negara maupun citra politik pemerintahan baru,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Kereta Cepat Jakarta–Bandung yang diresmikan pada 2023 menjadi salah satu proyek infrastruktur terbesar di Indonesia. Meski digadang sebagai simbol kemajuan transportasi modern, proyek ini menuai pro dan kontra terkait efisiensi, pendanaan, serta manfaat ekonominya bagi masyarakat luas.

