Intime – Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM diyakini oleh Pimpinan Wilayah Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (PW Perisai) DKI Jakarta sudah dipikirkan secara matang.
Ketua Wilayah Perisai DKI Jakarta Joko Apriyanto menegaskan hal tersebut dalam diskusi publik bertema Pengalihan Subsidi BBM dan Energi pada Sektor Produktif: Langkah Indonesia Kuat Menghadapi Krisis Energi, Pangan, dan Kesehatan Global, Sabtu (3/9).
“PW Perisai DKI Jakarta berharap pemerintah Indonesia dapat mengambil sikap tegas dalam penyesuaian harga BBM demi mencegah inflasi yang terlalu tinggi. Keputusan yang diambil tentu harus memperhatikan berbagai sektor, seperti pangan, kesehatan, dan ekonomi,” kata Joko, dikutip dari JPNN.
Menurut Joko pihaknya menganggap situasi Indonesia yang sulit membuat semua pihak harus bisa mengambil keputusan yang cepat dan tepat untuk itu PW Perisai akan membersamai pemerintah dalam penyesuaian harga BBM.
“PW Perisai DKI Jakarta mengajak semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, bersama-sama dalam menghadapi krisis global. Penyesuaian harga BBM tentu telah melewati banyak pertimbangan dan masukan,” ucap Joko.
Joko juga menyadari bahwa kenaikan harga BBM akan berdampak dengan adanya kenaikan semua biaya produksi, bahkan beberapa komoditas lain juga akan mengalami kenaikan. Namun, Joko mengingatkan ada beberapa faktor yang harus dicatat mengenai latar belakang kenaikan harga BBM ini.
Pertama, kata dia, keputusan Arab Saudi untuk memangkas produksi minyak mentah demi mengerek harga yang sempat turun.
Kedua, situasi geopolitik negara-negara produsen minyak mentah dunia (OPEC) yang tidak stabil. Termasuk potensi kembalinya Iran ke pasar minyak mentah dunia jika mencapai kesepakatan antara Amerika Serikat dengan Uni Eropa untuk menghidupkan kembali kebijakan nuklir Teheran 2015 dengan negara-negara besar.
“Ketiga, konflik Rusia-Ukraina yang tak kunjung mereda, pasalnya konflik tersebut berpotensi mengganggu ekspor minyak dari Rusia sebagai negara produsen minyak terbesar ketiga di dunia. Keempat, bengkaknya anggaran subsidi BBM dan energi sebesar Rp 502,4 triliun, bahkan dapat mencapai Rp 698 triliun jika harga BBM dan elpiji tetap disubsidi,” ungkap Joko.