Intime – dDua Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, masih terendam banjir hingga Rabu (9/7) pagi.
“Informasi ketinggian genangan air hingga Rabu pukul 04.00 WIB air masih merendam sejumlah wilayah termasuk Jakarta Utara,” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji di Jakarta.
Ia mengatakan, ketinggian banjir di dua RT di Kelurahan Kapuk Muara mencapai 25-30 centimeter (cm).
Ketinggian air sudah menurun dibandingkan Selasa (8/7) pagi sekitar pukul 06.00 WIB dengan ketinggian sekitar 65 cm. “Sementara saat ini satu RT di Kelurahan Pluit banjir sudah surut,” kata dia.
Banjir di Kapuk Muara ini disebabkan curah hujan yang tinggi disertai adanya banjir pesisir atau banjir rob.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir pesisir (rob) pada 4-13 Juli 2025 akibat adanya pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase Perigee dan bulan baru.
Aktivitas pasang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum di wilayah pesisir utara Jakarta yang menyebabkan Pintu Air Pasar Ikan Siaga/Siaga 2 pada Senin (7/7) pukul 14.00 WIB.
Selain itu, hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan kenaikan Pos Pantau Angke Hulu Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 05.00 WIB naik menjadi Siaga 2/ Siaga pada pukul 20.00 WIB. Kemudian naik menjadi Siaga 1/Bahaya pada pukul 22.00 WIB.
Pos Pantau Sunter Hulu Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 14.00 WIB naik menjadi Siaga 2/Siaga pada pukul 21.00 WIB.
Bendung Katulampa Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 19.00 WIB dan Pintu Air Manggarai Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) Pukul 21.00 WIB.
Pintu Air Karet Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 21.00 WIB naik menjadi Siaga 2/Siaga pada pukul 22.00 WIB yang menyebabkan terjadinya beberapa genangan di wilayah DKI Jakarta.
BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) untuk melakukan penyedotan genangan.
Selain itu memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat serta menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas.
“Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” kata dia.