Resmi Bergabung dengan BRICS, Ini Keuntungan dan Tantangan Bagi Indonesia

Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS (Brazil, Russia, India, China, and South Africa), pada Senin (6/1).

Wakil Ketua Komisi I DPR, Dave Akbarshah Fikarno Laksono menilai, terdapat sejumlah keuntungan dam tantangan yang dapat diperoleh Indonesia setelah bergabung dengan BRICS.

Pertama, Indonesia akan mendapatkan dukungan dari New Development Bank (NDB) BRICS untuk pembiayaan proyek infrastruktur penting seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara, yang akan meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas di dalam negeri.

“Dengan demikian, keanggotaan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional,” ujar Dave kepada Intime, Rabu (8/1).

Kedua, bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS dapat membawa dampak signifikan terhadap hubungan dengan negara anggota lainnya, khususnya China dan India.

“China dapat memanfaatkan hubungan ini untuk meningkatkan investasi dan perdagangan dengan Indonesia, terutama dalam sektor infrastruktur dan teknologi, sekaligus memperluas pengaruhnya di Asia Tenggara,” ungkapnya.

Kemudian, India juga dapat memperkuat kerja sama bilateral dalam sektor energi terbarukan, teknologi informasi, dan pertanian, serta meningkatkan investasi dan perdagangan dengan Indonesia.

Meskipun demikian, Dave menilai, terdapat beberapa tantangan setelah Indonesia resmi menjadi anggota BRICS.

Tantangan Geopolitik: Keanggotaan di BRICS dapat mempengaruhi
hubungan strategis Indonesia dengan mitra tradisional seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Indonesia perlu menjaga keseimbangan antara kerja sama dengan BRICS dan negara-negara Barat.

Dominasi Negara Besar: Negara-negara besar seperti China dan India
memiliki pengaruh yang kuat dalam pengambilan keputusan di BRICS. Ini bisa mengurangi pengaruh Indonesia dalam menentukan prioritas agenda

Perbedaan Kepentingan Ekonomi dan Politik: Perbedaan kepentingan
ekonomi dan politik antara anggota BRICS dapat menjadi hambatan dalam
pengambilan keputusan bersama. Indonesia harus berhati-hati dalam menjaga
hubungan dengan anggota lainnya

Risiko Sanksi: Potensi sanksi dari negara-negara Barat, seperti pengenaan
tarif atau pencabutan fasilitas, bisa memengaruhi industri Indonesia yang
terlibat dalam perdagangan internasional.

Ketahanan Ekonomi: Indonesia harus memastikan bahwa keanggotaan di
BRICS tidak mengganggu stabilitas ekonomi domestiknya dan tetap fokus pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Tantangan Kompetisi Ekonomi Antar Anggota: Meskipun menjadi bagian
dari BRICS, Indonesia juga bersaing dengan negara anggota lain dalam
menarik investasi asing dan pengembangan pasar ekspor.

Oleh sebab itu, maka penting bagi Indonesia untuk menyesuaikan kebijakan dalam negeri
beserta regulasi di bidang-bidang seperti perdagangan dan investasi agar dapat lebih kompetitif.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini