Siapa kader yang menempati posisi Sekretaris Jenderal Majelis Nasional Korps Alumni HMI (MN-KAHMI) hingga kini belum menemukan titik terang. Padahal, Munas MN KAHMI sudah rampung digelar di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah pada 24-28 November 2022.
Wakil Ketua Umum KAHMI Jaya, Muhammad Syukur Mandar, ikut angkat suara terkait masih kosongnya jabatan Sekjen MN KAHMI.
Isu yang beredar, sembilan Presidium MN KAHMI belum sepakat nama yang akan menempati posisi Sekjen.
“Bagi saya siapapun yang dijadikan Sekjen adalah kader terbaik alumni HMI, sehingga kita tidak harus menyoalnya. Tetapi prinsipnya Sekjen dan pengurus lainnya hendaklah diangkat berdasarkan musyawarah mufakat sembilan Presidium MN-KAHMI,” kata Syukur dalam keterangannya, Senin (20/2).
Syukur mengingatkan, agar masalah sepele soal pemilihan sekjen justru memperlihatkan sembilan Presidium yang tidak kompak.
“Harus diingat tidak ada hak istimewa pada anggota presidium yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan di Munas untuk mengambil keputusan sendiri atau sepihak,” kata Syukur.
Syukur menekankan sembilan presidium memiliki hak yang sama dalam mengambil keputusan. Karena prinsip pengambilan keputusan dalam sistem presidium adalah kolektif kolegial, secara bersama-sama sembilan presdium sebagai penanggungjawab organisasi.
“Kita berharap Sekjen yang diangkat punya kontribusi dan memahami seluk beluk KAHMI, dan yang paling penting lagi memiliki latar belakang jenjang ke- HMI-an yang jelas,” demikian Syukur.
Diketahui Munas Majelis Nasional Korps Alumni HMI (MN KAHMI) XI di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah pada 24-28 November 2022 telah memilih 9 orang Presidium MN KAHMI secara demokratis.
Mereka adalah Ahmad Doli Kurnia Tanjung (417 suara), Ahmad Yohana (343 suara), Herman Khoeron (318 suara), Saan Mustopa (316 suara). Lalu, M Rifqiziny (311 suara), Abdullah Puteh (295 suara), Romo HR (290 suara), Zulfikar Arse (284 suara) dan Soetomo (278 suara).
Raihan suara itu diperoleh ketika Munas KAHMI, membuat sejarah baru dalam proses penghitungan suara menggunakan aplikasi e-Vote. Dari deretan 9 nama itu ternyata mereka berlatar belakang politikus dengan beragam warna partai.