Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta ditutup melemah. Hal tersebut, tertekan ekspektasi kebijakan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve yang lebih agresif.
Rupiah ditutup melemah 17 poin atau 0,12% ke posisi Rp14.699 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.682 per dolar AS.
“Nilai tukar rupiah masih melemah terhadap dolar AS hari ini karena sentimen The Fed,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dilansir dari Antara, Selasa (14/6) sore.
Dari survei terbaru yang dirilis oleh FedWatch Tool dari CME Group menunjukkan bahwa pasar berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin, lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya 50 basis poin, pada Kamis dini hari pekan ini.
Ekspektasi The Fed akan lebih agresif dipicu oleh data inflasi konsumen AS bulan Mei yang menunjukkan inflasi di AS terus meninggi.
Data inflasi AS dirilis 8,6%, tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Dengan data tersebut, pasar berekspektasi The Fed akan lebih agresif mengetatkan kebijakan moneternya termasuk menaikkan suku bunga acuannya.
“Harga aset-aset berisiko rontok karena pasar mengantisipasi hal tersebut di atas,” ujar Ariston.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.756 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.686 per dolar AS hingga Rp14.765 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah ke posisi Rp14.729 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.672 per dolar AS.