Judo DKI akhirnya merebut predikat juara umum di PON XXI Aceh Sumut 2024. Prestasi ini dicapai setelah penantian panjang selama 20 tahun sejak PON thun 2004.
Tim Judo DKI telah mengantongi tujuh medali emas, tiga medali perak dan empat medali perunggu. Totalnya mereka mengemas 14 medali dalam dua nomor pertandingan yang telah dijalankan, yakni nomor laga dan nomor seni.
Sementara Jawa Barat masih menguntit di peringkat kedua dengan lima medali emas, delapan medali perak dan tiga medali perunggu atau total ada 16 medali yang telah diraih.
Kemudian di tempat ketiga klasemen sementara ada Bali, dengan dua medali emas, empat perak dan empat perunggu. Di bawahnya ada Jawa Timur dengan dua medali emas, satu perak dan empat perunggu lalu Banten dengan dua medali emas dan satu medali perunggu serta Lampung dengan satu medali emas.
DKI mengunci status juara umum setelah meraih kemenangan gemilang pada nomor beregu campuran dengan mengalahkan Jawa Barat di partai final di Gelanggang Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh, pada Sabtu (14/9).
Pada nomor beregu campuran tim Judo DKI diperkuat atlet putri; Meli Marta Rosita, Tika Safitri,.Dewi Sinta, Irene Amarensi Pattipeme, Maryam March Maharani, dan Riska Arita Putri.
Kemudian, atlet putra; Chandra Kurnia Rettob, Muhammad Alfiansyah, Bustomi Abdillah, Muhammad Rizky Maulana, Ardo Bambasta, dan Gerard Christopher George.
“Pertama sekali, kami ucapkan puji syukur atas kehendak Yang Mahakuasa kita diberikan juara umum, tidak sia-sia. Kami sudah puasa sejak PON 2004, dan sekarang di tahun 2024 akhirnya kembali menjadi juara umum. Ini yang patut kita syukuri,” ungkap Putu Armika, Pelatih Tim Judo DKI Jakarta.
Ia juga mengungkapkan, raihan medali emas ini melebihi target awal tim, yang hanya mematok lima medali emas, namun pada akhirnya sukses menjadi juara umum.
“Karena target awal kami lima emas. Ini melebihi target, bahkan menjadi juara umum,” ucap Putu.
Menurut Putu, kunci keberhasilan ini terletak pada program latihan yang intensif dan berkesinambungan.
“Kita latihan, sentralisasi, bahkan melakukan training di luar negeri, sehingga para atlet bisa terus berkembang,” pungkasnya.