Bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan bersilaturahmi bersama 6.000 kader NasDem se-Sumatra Selatan (Sumsel) di Kantor DPW NasDem Sumsel, pada Minggu(10/9).
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Nasdem Sumsel, Herman Deru, menilai kedatangan Anies Baswedan ini sudah dinantikan sejak lama oleh para kader NasDem Sumsel.
“Alhamdulilah hari ini Bapak Anies Baswedan hadir di tengah-tengah 6.000 kader NasDem Sumsel. Kami bangga Bapak datang kesini dan juga membawa kabar baik karena Pak Anies sudah ada pasangannya yakni Muhaimin Iskandar,” kata Herman Deru.
Sementara itu, Anies mengingatkan kembali bahwa Nasdem ada karena ada pesan gerakan perubahan dan restorasi bahwa partai nasdem telah mengambil rute untuk menomorsatukan idealisme gagasan dan membuat Indo ke gagasan pendiri republik ini
“Kita semua yg dalam perjuangan eksekutif legislatif kita berangkat karena kita bawa misi, untuk diemban dan dilaksanakan. Karena itu kita butuh kewenangan sehingga kita bisa jalankan misi itu,” jelas Anies
Misi yang dimaksud adalah melakukan perubahan dengan memasukkan keadilan pada setiap kebijakan terutama pada aspek prioritas seperti tata niaga harga pokok, lapangan kerja, kesehatan dan pendidikan. Ke depan Anies juga ingin agar Republik ini lebih memperhatikan pembangunan dan investasi jangka panjang, dengan menganalogikan pada pembangunan tembok besar Cina maupun Candi Borobudur
“Apa yang menarik dari Tembok Besar Cina dan Candi Borobudur? Ketika ada bangsa yang membangun hingga ratusan tahun artinya dia mengatakan kepada dirinya bahwa kami akan eksis ribuan tahun karena itu kami siap bekerja dalam waktu yang lama(investasi jangka panjang),” terangnya.
“Dan bangsa Indonesia harus berhenti berpikir 5 tahunan, berhenti berpikir untuk ditunjukkan pada pemilu berikutnya, kita harus mulai berpikir pembangunan jauh ke depan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Anies juga menyebut, bahwa aset terbesar dari bangsa Indonesia bukan kekayaan alamnya semata tetapi kualitas manusia yang harus dikembangkan.
“ini harus jadi refleksi bagi kita dan kita serius investasi di project yang jangkanya panjang yakni pembangunan pada kualitas manusia. Kenapa? karena aset terbesar bangsa ini bukan batu bara, bukan timah, nikel minyak gas, kelapa sawit tetapi adalah manusia Indonesia, karena itu harus dikembangkan dijaga,” tandasnya.