Intime – Pemerintah resmi meluncurkan paket stimulus ekonomi keempat pada 17 Oktober 2025 dengan nilai Rp46,2 triliun. Kebijakan ini ditujukan untuk memperkuat daya beli rumah tangga sekaligus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional menjelang akhir tahun.
Stimulus terbaru tersebut berfokus pada dua program utama, yakni perluasan bantuan langsung tunai (BLT) dan ekspansi program magang nasional bagi lulusan muda.
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menilai suntikan fiskal ini dapat memberikan dampak langsung terhadap konsumsi rumah tangga, yang selama ini menjadi penopang utama produk domestik bruto (PDB) Indonesia dengan kontribusi sekitar 54 persen.
“Dengan pengganda fiskal sekitar 1,6, maka alokasi Rp30 triliun atau setara 0,15 persen dari PDB berpotensi meningkatkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal IV 2025 sebesar 0,2 hingga 0,3 poin persentase,” ujar Andry dalam keterangannya, Selasa (21/10).
Ia menjelaskan, dampak paling besar dari stimulus ini diperkirakan terjadi di sektor perdagangan ritel, makanan dan minuman, serta transportasi.
Sepanjang tahun 2025, pemerintah telah menyalurkan empat paket stimulus ekonomi dengan total anggaran mencapai Rp119 triliun. Sebelumnya, pemerintah menggelontorkan Rp 33 triliun di awal tahun, disusul Rp 24,4 triliun pada Juni, dan Rp 16,2 triliun pada September 2025.
Rangkaian kebijakan tersebut, kata Andry, dirancang untuk menjaga daya beli masyarakat, menopang konsumsi domestik, dan mempertahankan momentum pertumbuhan di tengah perlambatan ekonomi global.
Dari total paket terbaru, program BLT menjadi komponen terbesar dengan alokasi Rp 30 triliun untuk 35 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang termasuk dalam kelompok pendapatan terbawah. Jumlah ini hampir dua kali lipat dibanding periode sebelumnya dan terpisah dari program bantuan reguler yang disalurkan setiap bulan oleh Kementerian Sosial kepada 20,88 juta KPM.
Sementara itu, program magang nasional diperluas menjadi 100 ribu peserta. Sebanyak 20.000 peserta gelombang pertama mulai magang pada 20 Oktober, sementara gelombang kedua dijadwalkan berlangsung pada November. Dari total 26.181 posisi magang yang ditawarkan, tercatat 156.159 pendaftar telah mengajukan diri.
Menurut Andry, program ini memiliki efek tidak langsung terhadap permintaan tenaga kerja dan berpotensi menambah pendapatan rumah tangga muda. Selain itu, perluasan program juga berfungsi sebagai insentif non-fiskal bagi perusahaan.
“Dengan asumsi setiap peserta magang menyumbang setengah produktivitas pekerja penuh waktu, maka program ini setara dengan penciptaan 50 ribu lapangan kerja baru secara agregat,” jelas alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu.
Andry menilai, paket stimulus kali ini akan memberikan dampak jangka pendek yang positif, terutama pada sektor-sektor yang sensitif terhadap peningkatan konsumsi. “Kombinasi BLT dan perluasan magang menjadi katalis positif bagi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2025, memperkuat daya beli dan konsumsi domestik,” ujarnya.
Di sisi lain, Andry juga menyoroti prospek investasi nasional yang masih positif. Ia memproyeksikan target investasi tahun 2025 berpotensi melampaui Rp 1.905,6 triliun, apabila realisasi di kuartal IV tetap di kisaran Rp 480 triliun seperti tren kuartal sebelumnya.
Komitmen Danantara untuk merealisasikan investasi baru senilai Rp165 triliun hingga akhir tahun turut menjadi katalis positif bagi capaian tersebut.
Namun, Andry mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap risiko global, seperti ketegangan geopolitik dan perlambatan ekonomi dunia yang dapat memengaruhi kepercayaan investor.
“Dengan keberlanjutan stimulus fiskal dan moneter, serta dukungan kebijakan hilirisasi dan proyek strategis pemerintah, pertumbuhan ekonomi Indonesia berpeluang tetap di atas 5 persen. Namun tetap dibutuhkan strategi antisipatif terhadap tantangan eksternal,” pungkasnya.

