Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengaku senang dapat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) IV Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Kota Batam, Kepulauan Riau.
Dirinya pun mengapresiasi antusiasme para peserta. Pangkalnya, seluruh kursi terisi penuh hingga penutupan acara pada Sabtu (26/2) malam.
“Malam hari ini, kursinya penuh, di depan full. Artinya, semu berkomitmen yakin usaha sampai dan dikerjakan sampai tuntas,” katanya dalam orasi ilmiahnya saat penutupan Rakornas IV KAHMI.
Lebih jauh, Anies menerangkan, HMI adalah organisasi yang terus memproduksi, menyuplai, dan menumbuhkan potensi kepemimpinan. Bahkan, telah menyebar ke seluruh penjuru Indonesia.
“Di berbagai institusi, banyak [diisi] kader-kader yang ditempa lewat HMI. [Organisasi yang] sebarannya [kader] paling luas dan pengaruhnya paling banyak, tidak ada yang lain selain HMI,” tuturnya.
“Saya kira, di antara semua organisasi yang hadirkan intelektual, pemikir, cendikiawan, maka HMI akan berada di barisan depan karena tradisi berpikirnya paling kuat, abstraksi paling tinggi,” imbuh dia.
Selain itu, Anies berpendapat, HMI juga melahirkan alumni yang mampu mengelola perbedaan lantaran perbedaan tersebut dimaknai sebagai rahmat. Karenanya, silang pendapat dan sikap yang terjadi tidak melahirkan permusuhan dan perpecahan.
“Dilantik dark LK 1, LK 2, LK3, dari Komisariat sampai PB penuh dengan perbedaan, bukan perpecahan. Perbedaan itu timbulkan percikan pikiran, banyak debat, tapi bukan bermusuhan,” urainya.
Bagi HMI, terang mantan Mendikbud ini, perlawanan dianggap sebagai berkah. Ini seperti pertandingan olahraga yang lebih menarik ketika memiliki lawan tanding dibandingkan bermain seorang diri.
“Jadi, ketika ada perbedaan, buat kader HMI, keluarga besar KAHMI adalah biasa. Dikritik, tidak ada yang pernah antikritik, bicara interupsi biasa, termasuk kendalikan sound system, itu jago kita. Begitu bicara, suaranya mati,” sambungnya.
“Jadi, begitu masuk HMI [seperti] masuk perguruan Shaolin, banyak pendekarnya. Jadi, jangan merasa paling jago,” ucapnya mengingatkan.
Meskipun demikian, Anies menilai, persatuan menjadi pekerjaan rumah (PR) besar di Indonesia. Padahal, semangat persatuan sudah bergelora Sumpah Pemuda, 1928.
“Ini barangkali PR kita bersama, bahwa KAHMI yang sudah warnai Indonesia harus sudah bersiap, KAHMI mewakili Indonesia untuk dunia karena kader-kader HMI bukan hanya berkiprah di nasional, tapi internasional,” ujarnya.
Anies mau kiprah KAHMI hingga kancah global mengingat kader-kadernya selalu fokus pada tantangan nasional sejak reformasi hingga hari ini. “Saatnya kembali pada percaturan internasional.”
Menurutnya, dipilihnya Indonesia sebagai Presidensi G20 adalah momentum besar, bahkan melampaui sensasi menjadi tuan rumah Asian Games ataupun Piala Dunia. Alasannya, keputusan yang dihasilkan G20, yang beranggotakan 20 negara karena mengendalikan 80% perekonomian dunia, berpengaruh secara global.
“[G20] ini jalan pintas. Maka, ketika kita jadi pemimpin G20 itu adalah sebuah tanggung jawab sangat besar,” tegasnya. “Inilah saatnya untuk memainkan peran di sini.”
Eks Rektor Universitas Paramadina itu pun meminta alumni HMI mampu membaca perubahan. Karenanya, Rakornas IV KAHMI diharapkan menawarkan rekomendasi yang menjawab dinamika zaman.
“Umat Islam bukan mampu atau tidak membaca perubahan. Kalau kita dapat membaca perubahan, insyaallah, kita bisa memenangkannya, jadi kita tidak tertinggal. Dalam konteks Indonesia, mari kembali pada persatuan,” bebernya.
Anies menyerukan demikian lantaran akhir-akhir ini terlihat polarisasi, yang mengarah pada friksi dan menimbulkan konflik dan berujung perpecahan. Pun terdapat KAHMI di setiap kubu.
“Di setiap polarisasi selalu ada KAHMI-nya, tidak ada yang tidak ada KAHMI-nya. Justru [itu] jadi kunci jika KAHMI bisa merajut ini karena KAHMI terbiasa dengan perbedaan, perdebatan,” katanya.
Di dalam penutupnya, Anies menyampaikan selamat kepada seluruh peserta rakornas. Dia pun kembali berpesan tentang peran KAHMI dalam mengatasi polarisasi.
“Kita sampaikan pesan kepada Indonesia, KAHMI menjadi simpul perekat, penguat persatuan di Indonesia. KAHMI ada di semua tempat dan KAHMI mewarnai semua tempat, boleh berperan jadi apa saja. Tapi, kita jaga bendera ini tetap berkibar tinggi, warnanya hijau-hitam,” pungkasnya.
Rakornas IV KAHMI juga turut dihadiri beberapa pengurus dan tokoh KAHMI serta undangan lainnya, di antaranya Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum MN KAHMI, Manimbang Kahariady dan Achmad Nasir Biasane.
Lalu, Gubernur pertama Kepri, Ismeth Abdullah; Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad; Direktur Utama PT Insan Cita Sejahtera Mandiri, Hanifah Husein; MW KAHMI dan FORHATI se-Indonesia; MD KAHMI se-Kepri; serta pengurus HMI Badko Riau-Kepri dan HMI Cabang se-Kepri.