Intime – Putri Presiden keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid menanggapi jika ditawari oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung posisi komisaris salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Menurut dia, saat ini dirinya merasa sudah memiliki kecukupan dalam berbagai hal, sehingga tak perlu kursi pimpinan perusahaan plat merah. Ia pun mengaku sedang menduduki kursi komisaris salah satu perusahaan swasta, bukan pemerintahan.
“Halah saya sudah cukup. Saya saat ini, nggak bisa ini. Saya komisaris di bank, bank swasta, bukan bank pemerintah ya. Saya murni orang swasta,” kata Yenny di Balai kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (22/8).
Ia juga mengaku dihadapan awak media sebagai buruh pekerja, bukan pejabat di pemerintahan.
“Saya bukan pejabat, saya juga kerja seperti kalian semua untuk dapatkan penghasilan. Jadi saya betul-betul nggak ada terikat dengan pemerintah apapun,” ucapnya.
Kedatangan Yenny sendiri ke Balai Kota untuk bertemu Pramono demi membahas program terkait pelestarian kawasan pesisir Jakarta.
“Justru saya mau bantu pemerintah untuk buat program-program supaya bisa membawa kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Ditanya lebih lanjut jika ada tawaran posisi komisaris dari Pramono, Yenny mengaku tak bisa menerimanya karena dibatasi aturan yang melarang komisaris perusahaan daerah atau negara menduduki kursi pimpinan perusahaan swasta.
“Nggak bisa. Karena komisaris bank itu ada pembatasan. Jadi ya sudah jelas,” pungkasnya.