TransJakarta Gaspol Menuju Ekonomi Hijau: Bersih, Berdaya, dan Bestari untuk Jakarta 5 Abad

Intime – Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) Welfizon Yusa mengklaim, perusahaan kini tidak hanya berfokus pada layanan transportasi publik, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan, pemberdayaan ekonomi, dan inklusi sosial.

Menurutnya, konsep keberlanjutan Transjakarta dirumuskan dalam tiga nilai utama, yaitu Bersih, Berdaya, dan Bestari.

“Kami modifikasi ESG menjadi konsep Bersih, Berdaya, dan Bestari. Bersih tanggung jawab kita untuk menghadirkan transportasi yang ramah lingkungan melalui elektrifikasi armada dan kontribusi dalam mengurangi emisi,” katanya di Jakarta, Selasa (4/11).

“Berdaya dari aspek ekonomi, keberpihakan terhadap ekonomi lokal dan koperasi. Dan yang terakhir Bestari, dari aspek sosial, menciptakan layanan transportasi yang mudah diakses dan setara untuk semua kalangan,” lanjutnya,

Welfizon menyebut, hingga kini TransJakarta telah menanam lebih dari 50.000 pohon mangrove bersama pelanggan sebagai bagian dari komitmen terhadap lingkungan.

Selain itu, proses elektrifikasi armada terus berjalan menuju target 100 persen bus listrik pada tahun 2030.

“Elektrifikasi armada terus kami jalankan untuk mencapai 2030 sudah 100 persen, dan di samping mendapatkan penurunan dari sisi emisi, ternyata kami juga bisa mendapatkan efisiensinya. Jadi tidak semuanya yang kalau mau hijau itu harus mahal. Dalam konteks ini, hijaunya dapat, efisiensinya juga dapat,” jelasnya.

Welfizon memaparkan, arah strategi Transjakarta ke depan melalui konsep Triple S, yaitu Service, Strategic Partnership, dan Sustainability.

“Strateginya simple, triple S, yang pertama adalah service, fokus kepada pelanggan. Meskipun ini public service, voice of customer menjadi hal yang sangat penting. Kedua strategic partnership, strategi kami untuk bisa tumbuh di era kolaborasi. Tidak semua kompetensi harus dimiliki, tapi yang kita dorong adalah kolaborasi dengan mitra strategis, dan yang ketiga adalah sustainability (keberlanjutan),” jelasnya.

Dalam konteks kemitraan strategis, Transjakarta tidak lagi memandang penyedia layanan sebagai vendor semata, tetapi sebagai mitra sejajar.

“Kami tidak melihat mereka sebagai penyedia yang kita bayar, tapi sebagai strategic partnership, sehingga dimungkinkan untuk reciprocal business (bisnis timbal balik), tidak hanya satu arah,” kata Welfizon.

Selain itu, TransJakarta kini juga mempercepat digitalisasi sistem layanan dan operasional.

Welfizon menegaskan, digitalisasi tidak hanya bertujuan meningkatkan kenyamanan pelanggan, tetapi juga efisiensi dan tata kelola.

“Fokus kami di transformasi digital ada tiga, yaitu service, efisiensi operasional, dan governance,” imbuhnya.

Salah satu capaian utama adalah peluncuran TJ Apps, aplikasi resmi Transjakarta yang telah diunduh lebih dari 1 juta pengguna hanya dalam waktu satu tahun.

“Kemudian di aplikasi Google Maps juga sudah ada, dan versi terbaru jauh lebih akurat,” jelasnya.

Selain itu, Transjakarta mengembangkan sistem internal Syntra, yaitu platform yang dibangun oleh tim IT internal perusahaan untuk mengintegrasikan seluruh proses bisnis.

“Pendekatan kami dalam transformasi digital belajar dari beberapa perbankan. Kita menggunakan internal development. Jadi kami punya tim IT yang kemampuannya cukup baik untuk bikin sendiri” terang Welfizon.

Transjakarta juga menerapkan sistem Driver Management System (DMS) dan Advanced Driver Assistance System (ADAS) untuk meningkatkan keselamatan.

“Di 398 unit yang kami punya saat ini sudah dipasangkan kamera CCTV yang bisa mendeteksi pramudi. Kalau (pramudi) sudah menguap (tanda kantuk) beberapa kali, itu di command center langsung pop up. Kalau tidak pakai seatbelt atau pakai handphone juga langsung terdeteksi,” ujarnya

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini