Intime – Urban Creators Community bersama Epiwalk Lifestyle menggelar talkshow bertajuk Etika Ngonten di Ruang Publik di Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta, Jumat (14/11). Acara ini terselenggara berkat kolaborasi dengan Epicentrum Walk serta dukungan Perumda Dharma Jaya dan Perumda Pasar Jaya.
Diskusi difokuskan pada pentingnya etika, privasi, hingga aturan hukum yang harus dipahami kreator ketika membuat konten di ruang publik, baik di dalam maupun luar negeri.
Ketua Urban Creators Community, Rifky Widianto, membuka sesi diskusi dengan mengingatkan banyaknya insiden konten yang berujung persoalan hukum.
Ia mencontohkan kasus terbaru seorang videografer Indonesia yang ditahan selama sepekan di Jeddah saat umrah lantaran memotret tanpa izin di area sensitif.
“Negara lain punya aturan tegas. Bahkan orang itu dibanned sepuluh tahun tidak boleh kembali. Di Indonesia juga sama, konten punya undang-undang dan etikanya,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (15/11).
Rifky menilai meningkatnya aktivitas kreator membuat literasi etika menjadi kebutuhan mendesak. Menurutnya, konten kini tidak hanya menjadi hobi, tetapi juga sumber penghasilan sehingga pelanggaran etika dapat menghambat karier kreator.
Dalam diskusi, fotografer urban Daris Suryansyah menekankan pentingnya menghormati kenyamanan orang lain saat mengambil gambar di ruang publik.
Hal senada disampaikan fotografer sekaligus pilot drone Yusie Meiti yang menegaskan bahwa ruang publik bukan berarti bebas direkam tanpa batas.
“Tidak semua hal di ruang publik bisa difoto,” katanya.
Sementara itu, pilot drone Anif Saiful menyoroti pentingnya komunikasi sebelum merekam atau menerbangkan drone.
“Kalau komunikasinya baik, hubungan di lapangan juga baik,” ujarnya.
YouTuber Aksanation turut mengingatkan kreator untuk memahami perspektif orang yang direkam agar tidak mengambil momen yang merugikan pihak lain.
“Jangan ambil sisi jelek atau aibnya orang,” pesannya.
Acara berlangsung interaktif, diikuti fotografer, videografer, pilot drone, hingga kreator pemula.
Para narasumber sepakat bahwa edukasi etika harus dilakukan secara berkelanjutan agar industri kreatif tumbuh lebih sehat.
Rifky menyampaikan rencana untuk menjadikan talkshow etika ini sebagai agenda rutin komunitas.
“Bulan depan mungkin ada tema lain yang lebih menarik. Yang penting kita terus belajar menjaga etika saat berkarya,” tutupnya.

