Viral Video Zulhas Panggul Beras Tunjukkan Publik Kini Mudah Menghakimi dari Potongan Konten

Intime – Pengamat Pemerintahan Universitas Pamulang, Muhammad Akbar Maulana, menanggapi viralnya video Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) yang tampak memanggul beras untuk korban bencana di Sumatra.

Menurut Akbar, fenomena tersebut kembali menunjukkan bagaimana ruang digital saat ini dapat “meledakkan” sebuah peristiwa hanya dalam hitungan menit.

“Hanya lewat sebuah potongan video berdurasi singkat, publik langsung diajak marah, simpati, kecewa, atau bahkan menghakimi seseorang, terlebih kalau itu pejabat publik,” ujar Akbar, Jumat (12/12).

Ia menilai, budaya digital membentuk pola baru di mana kecepatan lebih dihargai ketimbang kelengkapan informasi. Algoritma media sosial mendorong konten singkat, dramatis, dan mudah dibagikan sehingga fragmen video tertentu bisa viral, sementara penjelasan panjang sering tak mendapat perhatian.

Akbar menyebut publik sering menilai dari potongan narasi yang paling emosional.

“Nada suara sedikit meninggi, gestur tangan, atau momen tertentu langsung dianggap sebagai gambaran utuh karakter seseorang. Padahal tanpa mengetahui konteks sebelum dan sesudah rekaman, penilaian bisa menyesatkan,” jelasnya.

Menurut Akbar, menurunnya kepercayaan publik terhadap institusi juga membuat masyarakat lebih percaya pada video mentah ketimbang pernyataan resmi.

“Rekaman terasa autentik, tapi autentik belum tentu akurat, apalagi kalau terpotong,” tegasnya.

Ia menilai, ketika isu politik dan kemanusiaan masuk ke ruang digital, persoalan menjadi semakin rumit. Banyak pihak mengemas isu serius menjadi konten viral demi perhatian.

Akibatnya, lanjut Akbar, narasi digital bergerak lebih cepat daripada fakta di lapangan, dan opini publik dikuasai oleh pihak yang lebih dulu membingkai cerita.

Untuk menyikapi hal tersebut, Akbar mendorong publik membiasakan diri mencari konteks, memiliki ketahanan informasi, dan tidak menyederhanakan isu politik hanya berdasar video 10–30 detik.

“Kalau setiap potongan video membuat kita langsung menghakimi, kita terjebak dalam pola penilaian instan yang merusak kualitas demokrasi,” ujarnya.

Sebelumnya, video Zulhas memanggul beras viral dan menuai komentar pedas karena dinilai pencitraan.

Menanggapi itu, Zulhas mengatakan dirinya memang terbiasa membagikan dan menggotong karung beras saat turun ke daerah. “Biasa itu,” ujarnya pada konferensi BIG 2025 di Jakarta, Senin (8/12).

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini