Intime – Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), Beky Mardani, menyampaikan pemikirannya tentang rencana bedol ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim) di hadapan ratusan Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Banser DKI Jakarta, Minggu (6/3).
Beky dalam diskusi publik menjelang pembukaan Konferwil XVIII GP Ansor di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, ini menyebut lima pesoalan yang menyertai disahkannya Undang-Undang Ibu Kota Negara (UU IKN) oleh DPR pada 18 Januari 2022, yang secara legal formal menjadikan Jakarta bukan lagi pusat pemerintahan nasional.
Pertama, identitas dan budaya yang akan ditumbuhkan di IKN kelak. Kedua, nasib Jakarta setelah tidak lagi menjadi IKN. Ketiga, peran masyarakat Betawi sebagai masyarakat pemilik budaya inti Jakarta. Keempat, munculnya geostrategis dan kebijakan-kebijakan baru akibat IKN. Terakhir, kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan, baik oleh IKN maupun Jakarta, sebagai salah satu megapolitan dunia.
“Dari lima persoalan itu, GP Ansor dapat menganalisis peluang dan tantangan yang dihadapi sehingga GP Ansor benar-benar siap ketika ‘kotak pandora’ itu nantinya benar-benar terbuka,” katanya. “Jadi, bukan saatnya lagi saat ini kita bicara soal setuju atau tidak setuju karena ujung-ujungnya adalah siap atau tidak siap.”
Sebagai orang Betawi, Beky menggarisbawahi aspirasi masyarakat Betawi tentang nasib Jakarta setelah tak lagi menjadi IKN. Dirinya mengungkapkan, mayoritas warga Betawi ingin Jakarta tetap berstatus daerah khusus dengan segala keistimewaannya.
“GP Ansor DKI Jakarta juga harus mencermati aspirasi ini,” katanya seraya melirik pimpinan GP Ansor DKI Jakarta, Saiful Rahmat Dasuki.
Konferwil dibuka secara resmi oleh Gubernur Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, pada Minggu malam. Dalam sambutannya, Anies menyebut, peran GP Ansor sebagai gerakan yang mengawal NKRI sudah terbukti.
“Karena itu, organisasi ini harus tetap dijaga soliditasnya agar tetap berperan dalam pembangunan Jakarta dan bangsa,” pintanya.
Anies pun menyampaikan terima kasih kapada GP Ansor karena telah berperan aktif dan berkolaborasi dalam tiap kegiatan sosial kemasyarakatan di Jakarta. Dirinya berkeyakinan Ansor akan tetap memainkan perannya sabagai garda terdepan dalam upaya membela agama dan bangsa sekalipun Jakarta sudah tidak lagi menjadi IKN.