Intime – Sebanyak 31 pelajar dan guru mengalami terluka setelah atap SMKN 1 Cileungsi, Desa Limus Nunggal, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, ambruk saat jam pelajaran pada Rabu (10/9).
Peristiwa terjadi sekitar pukul 09:15 WIB. Saat itu, siswa kelas 10 dan 12 sedang mengikuti pelajaran, kemudian tiba-tiba bagian atap dan dinding ruang kelas runtuh.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Bogor, Ade Hasrat melaporkan da empat ruangan yang terdampak, terdiri atas dua ruang kelas dan dua ruang pertemuan. Sejumlah siswa yang berada di dalam ruangan tertimpa reruntuhan sebelum berhasil dievakuasi oleh guru dan petugas gabungan.
Dari 30 siswa yang berada di lokasi, sebanyak 26 harus dilarikan ke rumah sakit. Sebagian besar mengalami luka ringan, sementara satu siswa dilaporkan mengalami patah tulang.
“Alhamdulillah mayoritas hanya luka ringan. Hanya ada satu yang patah tulang, sekarang sedang ditangani dokter,” ujarnya.
Data BPBD menyebutkan korban dibawa ke dua rumah sakit terdekat, yakni RS Thamrin dan RS Merry. Sebanyak 26 nama siswa tercatat mendapat perawatan di RS Thamrin, di antaranya Maria Aprilia, Reva, Iza, Ahmad Hadi, dan Wildan.
Dari jumlah tersebut, 20 orang sudah diizinkan pulang, sementara enam lainnya masih menjalani perawatan intensif. Sementara itu, lima korban lain, terdiri atas tiga siswa dan dua guru, sempat ditangani di RS Merry dan seluruhnya sudah diperbolehkan pulang.
Selain evakuasi korban, tim gabungan juga memindahkan barang-barang yang masih bisa diselamatkan dari ruangan terdampak. Bagian dinding yang tampak miring mendapat perhatian khusus karena dikhawatirkan menimbulkan runtuhan susulan.
“Kita mengevakuasi barang yang masih bisa diselamatkan. Rencananya dinding yang sudah miring ini akan dirobohkan secara terkendali supaya tidak menimbulkan korban maupun kerusakan lebih besar,” kata Ade Hasrat.
Untuk sementara, seluruh kegiatan belajar-mengajar di SMKN 1 Cileungsi dihentikan. Gedung sekolah dipastikan tidak bisa digunakan hingga ada renovasi dan perbaikan total.
“Saat ini jelas tidak aman. Keputusan soal kegiatan belajar selanjutnya menjadi kewenangan kepala sekolah,” tambahnya.
Berdasarkan informasi, bangunan sekolah tersebut dibangun pada tahun 2016. Meski relatif baru, struktur gedung tak mampu menahan beban hingga akhirnya ambruk.
Dalam penanganan kejadian ini, BPBD Kabupaten Bogor berkoordinasi dengan Damkar, Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dinas Kesehatan, Kodim, Polres Bogor, serta relawan gabungan. Petugas masih berada di lokasi untuk pembersihan material dan mengamankan area sekolah.