Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat sejak Minggu (11/2), mulai berangsur surut pada Senin (12/2) malam.
Peristiwa itu terjadi pasca hujan dengan itensitas tinggi yang sebabkan meluapnya debit air Sungai Cipelang ke permukiman warga dan beberapa akses jalan tergenang.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan, pada Selasa (13/2), tim gabungan masih melakukan penanganan bencana, antara lain membersihkan saluran air yang tersumbat sampah, penyedotan genangan air yang merendam jalan, mendistribusikan konsumsi dari dapur umum, serta monitoring debit air dan tanggul.
Bencana banjir menyebabkan 1.923 KK/5.641 jiwa terdampak, lokasinya berada di enam desa yang ada pada Kecamatan Kertajati, meliputi Desa Palasah, Pakubeureum, Kertawaringin, Kertajati, Bantarjati dan Babakan. Sebanyak 1.631 unit rumah, 7 unit fasilitas pendidikan, 7 unit fasilitas peribadatan dengan ketinggian maksimal saat itu 80 centimeter. Banjir juga melanda 715 ha lahan pertanian terdampak.
Merujuk informasi peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG, waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat terjadi pada rentang waktu antara menjelang siang hingga malam hari di wilayah Kabupaten Majalengka dan sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat pada Rabu (14/2) dan Kamis (15/2).
Mengingat sejumlah wilayah di Indonesia masih berada di musim penghujan, BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah daerah agar melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan antisipasi bencana banjir. Seperti membuat tim siaga bencana dan jalur evakuasi.
Kemudian bagi warga yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai atau lereng tebing agar memperhatikan kondisi cuaca, jika terjadi hujan deras dengan durasi lebih dari satu jam dan jarak pandang sekitar 100 meter ke depan tidak terlihat, segera evakuasi mandiri keluar rumah dan mencari tempat yang lebih aman.