Biomassa Indonesia Raup Transaksi Rp1,04 Triliun di Pasar Jepang

Intime – Produk biomassa Indonesia cangkang inti sawit (palm kernel shell/PKS) dan wood pellet meraup transaksi Rp 1,04 triliun saat Forum Bisnis dalam rangkaian Misi Dagang yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan di Osaka, Rabu (11/6).

Perusahaan Jepang menandatangani komitmen untuk mengimpor 640 ribu ton PKS dan wood pellet yang akan dipergunakan untuk keperluan sumber energi di Jepang.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi mengatakan, Jepang telah menetapkan target penjualan kendaraan penumpang baru menjadi kendaraan listrik pada 2035 untuk mencapai tujuan net zero emission pada 2050.

“Dengan demikian, industri mobil di Jepang harus beralih ke energi terbarukan guna mendukung transisi menuju kendaraan listrik dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Ini tentunya merupakan peluang emas bagi Indonesia,” ucapnya, yang dikutip Senin (16/6).

Puntodewi melanjutkan, produk energi terbarukan yang merupakan produk turunan sawit antara lain PKS, tandan buah kosong (empty fruit bunch/EFB), dan batang kelapa sawit (oil palm trunk). Ada pula sumber energi terbarukan lainnya seperti wood pellet.

Produk-produk tersebut memiliki
emisi gas yang sangat rendah. Bahkan, setiap ton PKS yang digunakan sebagai bahan bakar di
pabrik, bisa berkontribusi menurunkan CO2 sebanyak 0,94 ton. Kebutuhan domestik saat ini
masih kecil, sehingga ekspor masih menjadi pilihan yang lebih menguntungkan.

Produksi PKS saat ini mencapai sekitar 14 juta ton, dan yang diekspor mencapai 35 persen dari ketersediaan PKS dalam negeri. Ekspor PKS ke Jepang saat ini mencapai 4,5 juta ton per tahun. Kebutuhan pasar biomassa Jepang pada 2025–2026 diperkirakan akan meningkat menjadi 7 juta ton per tahun, dengan PKS dan wood pellet menjadi andalan kebutuhan Jepang.

Dengan demikian, peluang untuk meningkatkan ekspor PKS Indonesia ke pasar Jepang masih cukup besar.

PKS memiliki beberapa keunggulan, antara lain sebagai bahan baku energi yang ramah lingkungan untuk menjadi bahan bakar padat yang sangat ideal untuk boiler uap penggerak turbin penghasil listrik. PKS juga bisa digunakan sebagai bahan bakar penghasil listrik tenaga
termal yang lebih rendah emisi karbon dioksida, sehingga cocok untuk industri.

Selain itu, PKS juga digunakan sebagai arang aktif berkinerja tinggi yang dapat digunakan memulihkan pelarut, membersihkan udara, dan memurnikan air.

Untuk itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Energi Biomassa Indonesia (Aprebi) Dikki Akhmar yang juga sebagai peserta business matching mendukung Pemerintah Indonesia mengupayakan keberterimaan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) produk PKS oleh
pemerintah Jepang.

Selain itu, juga mendorong agar sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) lebih masif disosialisasikan. SVLK berperan sebagai sertifikasi produk biomassa dari hutan seperti wood pellet dan wood chip ke luar negeri.

“Tumbuhnya kesadaran akan aspek berkelanjutan dan makin berkembangnya konsep ekonomi
hijau, menjadikan banyak negara berkompetisi menghadirkan produk-produk ramah lingkungan.
Untuk itu, saat ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia berinovasi mengembangkan produk energi terbarukan yang berkualitas dan terstandar,” ujar Dikki.

Sehubungan dengan ini, Puntodewi menambahkan, Pemerintah Indonesia berkomitmen terus
meningkatkan ekspor produk biomassa seperti PKS dan wood pellet ke Jepang. Adanya sertifikasi
produk berkelanjutan menunjukkan keberpihakan pemerintah pada prinsip ekonomi hijau dan
menunjukkan kampanye negatif terhadap Indonesia tidak benar.

“Selain menunjukkan keperbihakan pemerintah pada ekonomi hijau, ini juga diharapkan bisa menjamin produksi energi terbarukan dan meningkatkan daya saing. Melalui
misi dagang kali ini, kami berharap pelaku usaha Indonesia khususnya di bidang energi terbarukan makin bisa mengembangkan pasarnya,” imbuh Puntodewi.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini