BMKG: Gempa Sukabumi-Bogor Dipicu Sesar Aktif Dangkal

Intime – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa yang mengguncang wilayah Sukabumi-Bogor pada 20–21 September 2025 dipicu aktivitas sesar aktif dangkal dengan mekanisme geser (strike-slip fault).

“Berdasarkan bentuk gelombang gempa yang terekam sensor seismik DBJI Darmaga dan CBJI Citeko, gempa ini jelas merupakan gempa tektonik, bukan gempa vulkanik,” ucap Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Senin (22/9).

Gempa utama berkekuatan magnitudo 4,0 terjadi pada Sabtu (20/9) pukul 23.47 WIB itu berada di kedalaman tujuh kilometer di darat tepatnya di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

BMKG mencatat gempa tersebut dirasakan warga di Kalapanunggal dan Kabandungan dengan intensitas III–IV MMI, di Pamijahan dan Leuwiliang dengan intensitas III MMI, di Bogor II–III MMI, serta di Palabuhanratu dan Depok dengan intensitas II MMI.

Gempa yang terjadi menyebabkan kerusakan ringan pada lima rumah di Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, yang dihuni sekitar 20 jiwa. Tidak ada laporan korban jiwa maupun luka dalam kejadian ini.

Kerusakan bangunan terjadi karena kombinasi hiposenter gempa yang dangkal, kondisi tanah lunak di lokasi terdampak, serta struktur bangunan rumah warga yang belum memenuhi standar tahan gempa.

BMKG juga mencatat telah terjadi 39 gempa susulan pascagempa utama, dengan magnitudo terbesar M3,8 dan terkecil M1,9. Dari jumlah itu, lima di antaranya dirasakan masyarakat.

Daryono menambahkan gempa merusak di wilayah ini bukan kali pertama terjadi.

Pada Maret 2020 gempa di Kabandungan merusak ratusan rumah, disusul kejadian Desember 2023, yang merusak 61 rumah, serta peristiwa Juli 2000 yang juga menimbulkan banyak kerusakan di beberapa kecamatan.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini