Intime – Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran (APG) sejauh 5.000 meter pada Rabu malam sejak pukul 23.18 WIB, membuat 193 warga lereng Merapi mengungsi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta hari ini mengatakan pengungsi Merapi dari Kalitengah Lor, Cangkringan, Sleman yang sempat mengungsi di Balai Desa Glagaharjo telah kembali ke rumah masing-masing secara mandiri.
“Pagi ini sudah kembali ke rumah masing-masing. Yang di Glagaharjo sudah tidak ada,” kata Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana di Yogyakarta, Kamis.
Menurut Biwara, warga mengungsi ke Balai Desa Glagaharjo setelah mendengar suara gemuruh keras awan panas guguran Merapi pada Rabu malam. “Tadi malam dengar suaranya kan keras tho,” kata Biwara.
Biwara memastikan kondisi saat ini masih aman bagi warga lereng Merapi untuk kembali kediaman masing-masing, karena material yang keluar dari Gunung Merapi masih melalui aliran sungai dan tidak mengarah ke permukiman warga.
“Kondisi sekarang masih aman. Masih bisa kembali,” sebut Biwara.
BPPTKG melaporkan, selain awan panas guguran, Merapi juga mengeluarkan lava pijar sebanyak 7 kali dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya. Kemudian hujan abu juga mengguyur sejumlah wilayah meliputi Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali dan Desa Gantang, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.