Intime – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto kembali menuai sorotan.
Sejumlah kasus keracunan massal yang terjadi di beberapa daerah memicu desakan agar pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaannya.
Kritik keras datang dari mantan calon gubernur DKI Jakarta, Dharma Pongrekun. Ia menilai, program tersebut tidak efektif dan hanya menjadi ajang pemborosan anggaran negara.
“Hentikan, jangan buang-buang uang karena di situ terjadi manipulasi pendataan penggunaan uang,” kata Dharma dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (8/10).
Dharma menuding, keuntungan dari program MBG hanya dinikmati oleh segelintir pihak yang mencari celah untuk memperkaya diri.
“Ya yang korupsi. Jadi begini, program ini harus dilakukan agar uang keluar,” ujarnya.
Menurutnya, keberadaan program MBG justru lebih berfungsi sebagai pembuka jalan pengeluaran dana besar-besaran, bukan sebagai solusi peningkatan gizi masyarakat.
“Karena alasan keluar uang hanya boleh ada kalau ada program. Program ini dipilih karena membutuhkan anggaran paling besar,” jelasnya.
Lebih jauh, Dharma menyebut bahwa retorika peningkatan gizi anak-anak sekolah justru mempertegas pandangan pemerintah terhadap rakyat sebagai kelompok miskin.
“Dengan alasan untuk meningkatkan gizi demi mengurangi kemiskinan. Artinya apa? Sistem ini sudah menganggap Indonesia miskin,” tegasnya.
Program Makanan Bergizi Gratis merupakan salah satu agenda unggulan pemerintahan Prabowo Subianto yang menargetkan anak sekolah dan masyarakat kurang mampu.
Namun, sejumlah insiden keracunan yang terjadi di beberapa daerah kini menjadi sorotan publik terkait kualitas pengawasan dan efektivitas pelaksanaannya.
Berdasarkan catatan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), hingga hingga 4 Oktober 2025, 10.482 anak jadi korban keracunan MBG.