Intime – Kasus kematian Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7) mendapatkan perhatian khusus dari anggota Komisi III DPR RI Abdullah.
Abdullah menilai bahwa kematian ADP yang ditemukan dengan kepala dilakban merupakan peristiwa yang tidak lazim dan janggal. Ia mendesak Kepolisian untuk bertindak cepat dan profesional dalam mengusut kasus ini secara menyeluruh.
“Kami sangat berduka atas wafatnya saudara ADP. Sebagai diplomat muda yang telah mengabdi di Kementerian Luar Negeri, kepergian beliau dalam kondisi mencurigakan ini harus menjadi perhatian serius. Polisi tidak boleh menganggap enteng kasus ini. Harus ada penyelidikan yang menyeluruh, objektif, dan transparan,” ujar Abdullah, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (9/7).
Ia juga meminta pihak kepolisian untuk segera menyampaikan perkembangan penyelidikan kepada publik guna mencegah munculnya spekulasi liar yang bisa merusak citra lembaga maupun korban.
“Kita ingin memastikan bahwa tidak ada yang ditutup-tutupi. Aparat harus membuka segala kemungkinan, termasuk dugaan tindak pidana yang melibatkan pihak luar. Apalagi korban adalah aparatur negara yang membawa nama baik Indonesia di kancah internasional,” tegasnya.
Politisi Fraksi PKB ini juga mengajak masyarakat untuk menahan diri dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, sembari menaruh kepercayaan pada penegak hukum untuk mengungkap kebenaran di balik peristiwa tragis tersebut.
“Kita serahkan proses penyelidikan ke polisi. Semoga misteri kematian itu segera terungkap,” tandas Abdullah
Seperti diberitakan, kematian ADP mendapat perhatian luas karena sejumlah kejanggalan di lokasi kejadian dan belum terungkapnya penyebab pasti hingga kini. Penemuan jasad ADP bermula dari laporan warga kepada polisi pada pukul 08.30 WIB, Selasa (8/7).
Korban ditemukan di kamar indekos Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, dalam posisi terbaring di atas kasur, dengan kepala tertutup lakban dan tubuh dibalut selimut.