Pegiat media sosial yang juga eks Ketua Umum Koordinator Nasional (Kornas) Ganjarist, Eko Kunthadi terus menuai kecaman. Pangkalnya, cuitannya dianggap menghina ustazah Ponpes Lirboyo, Imaz Fatimatuz Zahra atau Ning Imaz.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI, Samsul Maarif, menyatakan, cara Eko Kuntadhi sudah terbiasa karena memiliki karakter negatif.
Dia mengecam Eko yang kerap menyampaikan dnegan kalimat-kaimat kotor. “Ini saya kira Eko ini sudah terlalu biasa (menghina) punya karakter yang negatif,” kata Samsul, dalam keterangannya, Kamis (15/9).
Samsul menilai, buzzer Ganjar Pranowo itu terlihat tak memahami nilai-nilai Pancasila dengan menghina Ning Imaz. Dia mengingatkan, meski RI negara demokrasi tetapi dibatasi untuk menghormati hak-hak orang lain.
“Tak memahami nilai Pancasila, kenapa? Ini memang negeri Demokrasi, tetapi demokrasi itu terbatas dengan hak-hak orang lain. Dibatasi dengan etika dan akhlak,” tuturnya.
Samsul menyarankan agar Eko yang juga Ketua Umum Ganjarist yaitu relawan Pendukung Ganjar Pranowo untuk segera minta maaf atas tindakannya tersebut. “Saya kira tolonglah minta maaf,” ujarnya.
Sementara, Wakil Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta Ustadz KH. Jamaluddin F Hasyim menuntut Eko Kuntadhi agar segera meminta maaf atas tindakannya menghina Ning Imaz. Dia minta agar yang bersangkutan berkomitmen tak mengulangi kembali sikap nyinyirnya tersebut.
“Perilaku para buzzer semacam dia memang sering menimbulkan kegaduhan,” kata dia.
“Kami mohon pemerintah menertibkan mereka karena bisa memecah belah persatuan bangsa,” tuturnya.
Adapun, asal mula kasus itu terjadi ketika video tausiyah Ning Imaz sedang membahas Surat Ali Imran Ayat 14 merujuk tafsir Ibnu Kasir. Ning Imaz menyinggung tentang kehidupan laki-laki dan perempuan di surga yang berbeda.
Dia menjelaskan, sebetulnya orientasi kenikmatan tertinggi bagi laki-laki pemeluk agama Islam adalah perempuan.
“Makanya hadiahnya di surga nanti adalah bidadari, tapi kalau perempuan tidak. Perempuan di surga nanti, kenikmatan tertingginya bukan laki-laki. Makanya tidak ada bidadara, tidak ada. Perhiasan, perempuan itu menyukai perhiasan,” kata Ning Imaz dalam video yang dilabeli ‘tolol’ oleh Kornas Ganjarist itu.
Ning Imaz menerangkan, kaum perempuan dalam ajaran Islam menyukai hal-hal yang indah. Pasalnya, kaum perempuan sendiri adalah perhiasan dan pasti menyukai perhiasan. Karena itu, balasan yang didapat di surga berbeda dengan laki-laki.
“Di surga nanti, perempuan diiming-imingi diberikan perhiasan yang luar biasa dan tidak bisa di-tashawur-kan keindahannya di dunia ini. Hanya bisa diketahui nanti di surga. Karena hal tersebut memang sudah ciptaannya demikian. Laki-laki orientasi tertinggi adalah perempuan. Hanya karena perempuan, laki-laki bisa menghalalkan cara. Betul atau tidak?” kata Ning Imaz.
Cuplikan video itu ternyata menjadi bahan olok-olok Eko dan pengikutnya. Tidak terima istrinya dihina, Rifqil Muslim Suyuthi selaku sang suami langsung me-mention beberapa akun yang sudah kedapatan membuat status berisi hinaan tersebut.
Gus Rifqil ingin bertemu dengan pemilik keempat akun yang sudah melecehkan istrinya. “Jadi kapan bisa kopdar dengan saya? @justinkanya @Joko_Purwoko @jagalkadrun1312 @_ekokuntadhi,” ucapnya lewat akun Twitter, @rifqilmoeslim.