Warga Jakarta diminta waspada penyakit Berdarah Dengue (DBD). Pangkalnya, di Jakarta Pusat (Jakpus) sejak anuari hingga Juni 2024 mengalami kenaikan.
Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakpus, mencatat ada 918 kasus. Paling banyak berasal dari Kecamatan Kemayoran sebanyak 264 kasus.
“Kasus DBD meningkat, tiap minggu bahkan bukan tiap minggu. Kemarin 13 Mei aja ada 893. Sekarang per tanggal 6 itu 918, berarti nambah 25 dalam 3 hari peningkatan kasusnya,” kata Kasudin Kesehatan Jakarta Pusat Rismasari, Jumat (7/6)).
Risma menjelaskan, sebanyak empat orang dinyatakan meninggal dunia karena terjangkit DBD, yang terjadi di kawasan Kecamatan Johar Baru.
“Udah (kasus meninggal), di Johar Baru di Februari 2024 ada 4. Itu dari Januari sampai empat orang (yang meninggal),” kata Risma.
Pemkot Jakpus sudah mengupayakan pembentukan kader juru pemantau jentik (jumantik) dari level kecamatan hingga kelurahan.
“Jadi yang harus melalukan secara mandiri itu ya si pemilik rumah. Jadi dia membersihkan, menutup, mengubur, mendaur ulang, menguras, itu harus dilakukan oleh penghuni rumah tersebut,” ucap Risma.
Dia menerangkan, pihaknya sudah melakukan pengecekan rutin tiga kali setiap minggunya untuk menekan angka penularan DBD di wilayah Jakpus.
“Kan memang kader-kader (Jumantik) itu di bawah lurah, sehingga lurah yang menggerakkan masyarakat atau kader untuk melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk). Ada yang satu minggu dua kali, ga ada yang satu Minggu sekali, ga ada yang namanya sekali, minimal seminggu dua kali, ditingkatkan untuk memberantas DBD,” ujar.