Kenapa Pelaku Usaha Harus Memahami Tren ChatGPT dan AI Generatif

AI Mulai Menjadi Tempat Orang Bertanya, Bukan Google Lagi

Jika Anda menjalankan sebuah usaha—baik dalam skala kecil, menengah, maupun besar—Anda perlu memahami satu hal penting: konsumen kini mulai bertanya ke AI seperti ChatGPT, bukan lagi ke mesin pencari seperti Google. Mereka mencari rekomendasi produk, tempat makan, jasa, hingga keputusan pembelian dengan berbicara langsung ke AI.

Baca Juga: Jika Brand Anda Tak Ada di LLM, Maka Anda Tak Ada di Masa Depan

Apakah Brand Anda Sudah Masuk dalam Jawaban AI?

AI generatif tidak memberikan daftar tautan. Ia memberikan jawaban langsung berdasarkan data yang pernah ia pelajari. Jika brand Anda tidak ada dalam data itu, maka nama Anda tidak akan disebut.

Fakta Penggunaan AI: Global dan Indonesia

Menurut Demandsage (2025), ChatGPT kini digunakan oleh lebih dari 800 juta pengguna aktif mingguan secara global. Indonesia menempati posisi 5 besar dunia dalam penggunaan ChatGPT (Dataconomy, 2024).

Riset Oliver Wyman (2024) menunjukkan:

  • 50% pekerja kantoran di Indonesia menggunakan AI generatif setiap minggu.
  • 21% di antaranya menggunakannya setiap hari, mulai dari membuat konten, analisis data, hingga mencari produk atau vendor.

AI Bukan Eksperimen Lagi — Ia Sudah Jadi Asisten Konsumen

Tren ini menandai transformasi besar dalam perilaku digital konsumen dan pelaku bisnis.

Bagaimana AI Menyusun Jawabannya?

Model seperti ChatGPT atau Gemini dilatih dari:

  • Artikel blog
  • Berita
  • Forum publik
  • Dokumentasi teknis
  • Dataset terbuka (seperti Common Crawl, Wikipedia, dll)

Namun AI tidak mengakses sosial media tertutup seperti Instagram atau TikTok.

Artinya: jika konten brand Anda tidak tersedia dalam bentuk teks terbuka, maka AI tidak akan pernah menyebut brand Anda.

Mengapa Ini Penting untuk Semua Kelas Usaha?

Banyak pelaku usaha yang hanya fokus pada sosial media, tanpa menyadari:

  • Konten visual tidak dibaca AI
  • Promosi tidak otomatis menjadi pengetahuan digital
  • AI hanya memahami brand yang punya jejak naratif terbuka

Risiko untuk Brand yang Tidak Hadir di Dunia AI

  • Tidak muncul dalam jawaban AI
  • Kehilangan reputasi digital
  • Kalah dalam persaingan persepsi dan rekomendasi produk

AI tidak membaca popularitas. Ia membaca struktur informasi dan narasi yang dapat dianalisis.

Perusahaan Besar Harus Lebih Waspada

Kesadaran akan perubahan ini justru lebih cepat muncul dari pelaku usaha kecil-menengah. Ironisnya, perusahaan besar justru berisiko lebih besar jika tertinggal:

  • Reputasinya luas, tapi mudah hilang jika tidak tercatat
  • Brand equity dapat menurun karena tidak dikenal AI
  • Kampanye iklan tidak tercatat sebagai sumber pengetahuan LLM

Kesimpulan: Reputasi Digital Kini Ditentukan oleh AI

Jika saat ini seseorang bertanya ke AI tentang produk atau layanan Anda dan nama Anda tidak disebut, itu artinya AI tidak mengenal Anda.

Dan jika AI tidak mengenal Anda, maka lambat laun konsumen pun akan melupakan Anda.

Kini saatnya setiap pelaku usaha, tanpa memandang skala, menyadari pentingnya membangun:

  • Jejak digital terbuka
  • Konten edukatif dan informatif
  • Reputasi yang dapat dipahami oleh AI

Karena di masa depan, ketika konsumen bertanya pada AI…

Hanya brand yang dikenali AI yang akan disebut.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini