Kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran dinilai tidak mencerminkan keindonesiaan. Pasalnya, tidak ada putra di dalamnya baik itu menteri maupun wakil menteri (Wamen).
Demikian ditegaskan Ketua Umum Forkabi, Abdul Ghoni dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis (17/10).
“Iya, saya amat protes, sedih, dan tersinggung. Masa hanya dari Jawa, Sumatra, dan Sulawesi. Jakarta masih Ibu Kota, tapi tidak ada menteri dari Betawi, walau ini belum sah kabinetnya,” ucap Ghoni di Jakarta.
Presiden Terpilih Prabowo Subianto sudah memanggil para calon menteri dan wakil menteri ke kediamannya, Kertanegara, Jakarta, pada Senin dan Selasa lalu.
Namun, dari sejumlah nama yang hadir, tidak ada Putera asli Betawi yang dipanggil Prabowo.
Menurutnya, sumbangsih anak Betawi kepada bangsa Indonesia sangat besar. Namun, itu sama sekali tidak dihargai oleh Prabowo.
“Orang Betawi sudah banyak sumbangsihnya untuk Jakarta dan bangsa ini. Dalam kabinet lebih dominan Jawa, Sumatra, dan Sulawesi. Betawi banyak berikan kontribusi. Sejarah Jakarta ada Lubang buaya dan banyak lagi ornamen sejarah lainnya. Kami sangat memprihatinkan Prabowo tak akomodir putra daerah,” katanya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (17/10).
Mantan kader Gerindra itu menyinggung banyaknya tanah orang Betawi yang diambil oleh pemerintah pusat pada saat pembangunan Gubernur Jakarta, Ali Sadikin. Tetapi, pada Kabinet Prabowo, lebih dominan dari suku Jawa dan Sumatra.
“Jakarta penduduk inti tak diopeni. Jakarta adanya di Ibu kota, kok ga ada Betawinya satu pun. Sedih dan tersinggung. Bukan saya minta, hargailah putra Betawi,” tegasnya.
Ia menyebut dirinya pendukung Prabowo saat Pilpres 2014 dan 2019. Bahkan, berhasil membawa Partai Gerindra posisi kedua di bawah PDIP di Jakarta dengan perolehan 19 kursi DPRD DKI pada 2019.
“Saya sangat kecewa dengan Prabowo karena tidak mengakomodir putra asli Betawi dalam kabinetnya,” tandas dia.