Intime – Kapolres Malang nonaktif AKBP Ferli Hidayat disebut oleh Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) tidak berikan perintah langsung kepada anggota yang bertugas melepaskan tembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto mengatakan telah melakukan konfirmasi langsung kepada Kapolres Malang nonaktif terkait penggunaan gas air mata untuk mengurai massa.
“Tidak ada perintah dari kapolres untuk melakukan penguraian massa dengan tindakan excessive dengan gas air mata, tidak ada,” kata Wahyu di Malang, dikutip dari Antara, Selasa (4/10).
Menurut Wahyu, Kapolres Malang nonaktif sudah menjalankan tugas secara prosedural, yaitu sudah ada tindakan antisipasi dengan memberikan arahan langsung kepada para personel yang bertugas pada saat apel sebelum pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan.
“Sudah disampaikan pada saat apel lima jam sebelumnya. Jadi ini memang kami melihat ada tindakan preventif yang sudah dilakukan, dari internal kepolisian, kapolres melihat secara prosedural sudah dijalankan,” kata Wahyu.
Wahyu juga menyebut selain tidak ada perintah untuk melepaskan tembakan gas air mata untuk mengurai massa tersebut, Kapolres Malang nonaktif juga tidak menutup serta mengunci pintu keluar dari Stadion Kanjuruhan.
“Sudah kami konfirmasi Kapolres, bahwa tidak ada perintah untuk menutup pintu. Sehingga harapannya memang 15 menit (sebelum pertandingan usai) itu dibuka, tetapi tidak diketahui mengapa ada pintu terkunci,” ungkap Wahyu.
Selain itu, Polres Malang juga telah menyiapkan dua kendaraan Barakuda milik Brimob Polda Jawa Timur untuk dipergunakan tim tamu saat datang maupun meninggalkan Stadion Kanjuruhan. Kendaraan itu disiapkan untuk pengamanan para pemain dan ofisial Persebaya.
“Tetapi dalam pelaksanaannya, Barakuda tidak bisa keluar karena massa di luar sangat banyak. Kejadian pertama, mobil tidak bisa keluar dan kedua di dalam juga ramai,” jelas Wahyu.
Diketahui bahwa terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10). Kericuhan yang mengakibatkan seratusan lebih korban jiwa ini diawali ketika suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan. Karena situasi disebut tidak terkendali akhirnya aparat menggunakan gas air mata untuk menghalau para suporter.