LSI Ungkap Faktor Elektabiltas Pramono-Rano Salip Ridwan Kamil-Suswono

Elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 03, Pramono Anung-Rano Karno unggul tipis dibanding Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) usai debat perdana.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan mengungkapkan sejumlah faktor yang membuat pasangan Pram-Rano bisa menyalip RIDO.

“Faktor kontribusi kemenangan ada di Rano Karno yang bisa membuat Pram Doel bisa menyalip. Orang Sunda mayoritas lebih memilih Pram Doel ketimbang RK-Suswono. Pendukung Anies dan Ganjar mayoritas memilih Pram Doel,” ujarnya di Jakarta, Kamis (24/10).

Diketahui setelah dilakukannya survei pada 10-17 Oktober 2024 yang menghasilkan pasangan Pramono-Rano unggul, kemudian disusul pasangan RIDO, dan pasangan Dharma-Kun.

Simulasi tiga pasangan Pramono-Rano elektabilitasnya 41,6 persen, disusul RIDO 37,4 persen, dan Dharma-Kun 6,6 persen. Ada 14,4 persen yang belum tahu atau tidak menjawab.

“Tingkat keterkenalan dan kesukaan Rano Karno paling tinggai melampaui Ridwan Kamil. Rano Karno lebih disukai publik Jakarta dibandingkan Ridwan Kamil,” ujarnya.

“Pramono Anung lebih mampu memimpin Jakarta dibandingkan Ridwan Kamil. Pram Doel dianggap tampil paling baik dalam debat kandidat. Pramono Doel Dianggap paling baik programnya. Pramono Doel Dianggap paling baik penyampaiannya dalam debat,” ucapnya menambahkan.

Pada saat yang sama, ada tren kenaikan elektabilitas pasangan Pram-Rano, dari survei LSI 6-12 September 2024 28,4 persen, Poltracking 9-15 September 31,5 persen, Charta Politika 19-24 September 2024 36,5 persen, LSI 10-17 Oktober 41,6 persen.

“Jakmania paling banyak memilih Pram-Doel. Pemilih PKS lebih banyak memilih Pram Doel. Debat lebih menguntungkan Pram-Doel. Kesimpulan ada trend kenaikan pada Pram-Doel, trend penurunan pada Kasus, dan stagnasi pada Dharma,” tuturnya.

Djayadi mengatakan, Pilkada Jakarta bisa berlangsung satu putaran kalau tren Pramono – Rano yang dalam 1 bulan elektabilitasnya naik 13 persen terus berlanjut.

“Program, dan tokoh-tokoh pendukung Anies mendukung Pram Doel berkontribusi terhadap kenaikan elektabilitas Pram-Doel. Tagline Jakarta Baru juga dianggap sebagai antitesis terhadap Anies,” pungkasnya

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini