Melawan Takhayul, Mitos, dan Klenik dengan Ilmu

Oleh: Dr.KH.Fuad Thohari,MA (Wakil Rois Syuriah, PWNU DKI Jakarta)

الْحَمْدُ لِلّٰهِ.. الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ .أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللّٰهُمَّ صَلّ ِعَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اتَّقُوْا اللهَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِالْكَرِيْمِ: وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ، وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ، لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِيْ لَهَا أَنْ تُدْرِكَالْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ.

Allah Akbar 3X

Marilah bersama-sama meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. dengan sebenar-benar taqwa, yaitu istiqamah dalam mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya.

Sholawat dan salam semoga tercurah kepada baginda Nabi saw., keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya, ilaa yaumil qiyamah.

Allah Akbar 3X

Gerhana bulan kali ini terjadi mulai pukul 16:08:56 WIB hingga 19:49:23 WIB dengan durasi umbral 03:40:27. Waktu sholat Gerhana bisa dilakukan antara pukul 17:50 WIB hingga 19:48 WIB. Selasa tanggal  8 November 2022 atau 15 Rabi’ Tsani  1443H.

Terkait Gerhana Bulan malam ini, patut kiranya sejenak kita merenungkan pesan Allah Swt. dan Baginda Rasulullah saw.

Allah Swt. berfirman dalam surah Ali Imran ayat 190-191:

إنَّ فِي خَلْقِ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ، الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِالسَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran:190-191).

Menurut ayat al-Qur’an ini, hanya ulil albaab (orang-orang yang berfikir dengan iman) yang mau merenungi makna gerhana dan mengambil hikmahnya.

Allah Akbar 3X

Gerhana kadang tampak menakutkan. Secara perlahan bulan menjadi gelap sebagian, lalu selama beberapa saat bulan berada pada fase sangat gelap dan kemudian secara perlahan, kembali pada wujudnya cemerlang. Seolah bulan “dimakan” sesuatu yang luar biasa.

Saat cahaya bulan yang  awalnya terang, tiba-tiba menjadi gelap, munculah berbagai mitos di berbagai belahan dunia.

1. CHINA, NAGA MURKA

Orang-orang China mempercayai bahwa gerhana bulan terjadi disebabkan kemarahan seekor naga berukuran besar yang sedang murka hingga mampu melahap bulan mentah-mentah. Istilah dalam bahasa China disebutkan sebagai “CHIH” atau memangsa. Demi menyelamatkan bulan, manusia kemudian membuat semacam keributan di bumi. Tujuannya adalah agar sang naga kembali memuntahkan bulan. Salah satu caranya adalah dengan memukul-mukul alat musik perkusi,  membunyikan petasan besar atau apa saja yang serba berisik. Tradisi ini masih dilestarikan hingga sekarang.

2. JEPANG, RACUN PARA DEWA

Bagi orang Jepang, gerhana bulan adalah saat di mana para dewa mulai menebarkan racun hitam pekat ke seluruh penjuru dunia. Saking pekatnya racun tersebut hingga langit malam pun menjadi gelap total. Masyarakat Jepang dahulu biasanya langsung mengambil tindakan serentak dengan melindungi sumur-sumur mereka. Menutupi sumber air minum tersebut dengan benda apa saja. Sejumlah laki-laki yang memiliki nyali kemudian berjaga di tepi sumur lengkap dengan samurai hingga gerhana bulan lewat.

3. PRANCIS, SETAN TURUN KE DUNIA

Salah satu rajanya yang bernama Louis (tidak dijelaskan Louis ke berapa) tewas dalam histeria dan ketakutan menyayat.  Ini karena disaat dia sedang tidur,  mendadak terbangun dalam gulita, terlebih ketika melongok keluar jendela tidak dijumpainya tampilan bulan. Louis tewas setelah sebelumnya berteriak-teriak keras bahwa setan sebentar lagi akan turun ke dunia.

4. JAMAICA, PELAYAN DEWA

Colombus sang penjelajah lautan, dalam pelayarannya, terdampar di Jamaica karena kapalnya mengalami kerusakan sangat parah. Colombus tahu perbaikan akan menyita banyak tenaga dan waktu di tempat asing tersebut. Anak buahnya yang tak seberapa, tak mungkin hanya fokus memperbaiki kapal saja. Mereka juga harus mencari bahan makanan selama proses perbaikan berlangsung. Hal ini tentu akan makin memperlama keberadaan mereka di Jamaica. Kebetulan sekali gerhana bulan terjadi. Colombus kemudian menggunakan ilmu pengetahuannya untuk membohongi masyarakat. 

Colombus berkata pada penduduk lokal bahwa mereka harus segera membantu dirinya dan crew kapal mencarikan makan dan minum sebelum dewa junjungannya marah dan bulan ditelannya bulat-bulat. Semula penduduk tak percaya, namun ketika bulan benar-benar menghilang, penduduk ketakutan. Mereka lantas berduyun-duyun secara sukarela melayani Colombus sang pelayan dewa, hingga kapalnya berhasil kembali berlayar. Lengkap dengan berbagai perbekalan berlimpah.

5. JAWA, RAKSASA “BATHORO KOLO”

Di Jawa, Raksasa Bathoro Kolo diyakini sebagai pemangsa balita di tanah Jawa. Ketika gerhana bulan terjadi, buru-buru para laki-laki membunyikan kentongan titir (bersahut-sahutan) mengajak warga untuk waspada. Beberapa sesepuh menghunus keris pusaka dan berjaga di depan rumah, sementara para nenek membantu ibu-ibu muda menyembunyikan balita-balita mereka ke dalam gentong atau tempayan. Ada juga yang diletakkan di bawah kolong tempat tidur.

6. Sebagian masyarakat Arab percaya dengan mitos yang mengaitkan gerhana dengan pertanda buruk tertentu

Pada zaman Nabi saw., saat putra Rasululah saw., Ibrahim wafat,  terjadi gerhana matahari parsial di Madinah. Orang-orang lalu  mengaitkan kematian Ibrahim dengan kejadian gerhana itu. Namun Rasulullah saw. membantahnya dan mengajarkan nilai-nilai tauhid untuk menyikapinya. Kalaupun ada ketakutan yang muncul, takutlah kepada Allah yang menciptakan gerhana, bukan takut kepada gerhananya atau mitos-mitos yang tidak jelas logikanya.

Nabi bersabda kepada para Sahabat,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ الله لَا يَنْخَسَفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذٰلِكَ فَادْعُوا اللهَ وَكَبِّرُوا، وَصَلُّوا ، وَتَصَدَّقُوْا (متفق عليه)

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda-tanda kebesaran Allah, di mana keduanya tidak akan terjadi gerhana disebabkan karena kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat gerhana, takutlah dan bersegeralah berdo’a kepada Allah memohon ampunan-Nya, bertakbirlah dan dirikanlah shalat dan bersedakahlah.” (Muttafaq ‘Alaihi).

Allah Akbar 3X

Gerhana bulan hanyalah salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan Allah. Dengan sains, manusia bisa lebih banyak mempelajari ayat-ayat-Nya di alam ini. Justru dengan terjadinya gerhana,  memberi banyak bukti bahwa alam ini ada yang mengaturnya. Allah yang mengatur peredaran benda-benda langit sedemikian teraturnya sehingga keteraturan tersebut bisa diformulasikan untuk prakiraan. Allah berfirman dalam surat Ibrahim:

وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ

“Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” (QS Ibrahim:33)

Allah Akbar 3X

Matahari dan bulan beredar pada orbitnya masing-masing, bagaimana bisa menyebabkan gerhana? Pada awalnya orang-orang menganggap bumi diam, bulan dan matahari yang mengitari bumi dalam konsep geosentris.

Kemudian berkembang pemahaman, matahari yang diam sebagai pusat alam semesta, semantara itu, benda-benda langit lah yang mengitarinya, dalam konsep heliosentris.

Bulan dan matahari juga dianggap punya cahayanya masing-masing. Tetapi al-Quran memberi isyarat, bahwa walau terlihat sama bercahaya, sesungguhnya bulan dan matahari berbeda sifat cahayanya dan gerakannya. Matahari bersinar dan bulan bercahaya. Allah SWT berfirman:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS Yunus:5).

Ayat al-Qur’an ini bukan hanya mengungkapkan perbedaan sifat sinar matahari dan cahaya bulan, tetapi juga perbedaan geraknya. Perbedaan orbitlah yang menyebabkan matahari tampak tidak berubah bentuknya, sedangkan bulan berubah-ubah bentuknya sebagai perwujudan perubahan tempat kedudukannya (manzilah-manzilah) dalam sistem bumi-bulan-matahari.

Kini sains bisa mengungkapkan sifat gerak dan sumber cahaya bulan dan sinar matahari. Gerak harian matahari dan bulan, terbit di timur dan terbenam di barat, hanyalah merupakan gerak semu. Karena sesungguhnya bumilah yang bergerak. Bumi berputar pada porosnya sekali dalam sehari sehingga siang dan malam silih berganti dan benda-benda langit pun tampak terbit dan terbenam, seperti halnya matahari dan bulan.

Sesungguhnya gerak yang terjadi bukan hanya bumi yang berputar pada porosnya, tetapi juga matahari dan bulan beredar pada orbitnya. Bulan mengorbit bumi, sementara bumi mengorbit matahari, dan matahari pun tidak diam, tetapi bergerak juga mengorbit pusat galaksi. Sinar matahari berasal dari reaksi nuklir di intinya, sedangkan cahaya bulan berasal dari pantulan sinar matahari.

Efek gabungan sudut datang sinar matahari dan sudut tampak dari permukaan bumi menyebabkan bulan tidak selalu tampak bulat, tetapi berubah-ubah dari bentuk sabit ke purnama yang bulat, dan kembali lagi ke sabit tipis,  seperti pelepah kering. Inilah yang diisyaratkan Allah SWT dalam firmannya,

وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيۡلُ نَسۡلَخُ مِنۡهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمۡ مُّظۡلِمُوۡنَ. وَالشَّمۡسُ تَجۡرِىۡ لِمُسۡتَقَرٍّ لَّهَا ذٰلِكَ تَقۡدِيۡرُ الۡعَزِيۡزِ الۡعَلِيۡمِ. وَالۡقَمَرَ قَدَّرۡنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالۡعُرۡجُوۡنِالۡقَدِيۡمِ. لَا الشَّمۡسُ يَنۡۢبَغِىۡ لَهَاۤ اَنۡ تُدۡرِكَ الۡقَمَرَ وَلَا الَّيۡلُ سَابِقُ النَّهَارِ‌ وَكُلٌّ فِىۡ فَلَكٍ يَّسۡبَحُوۡنَ.

“Suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam, Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk pelepah yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS Yaasiin: 37-40).

Allah Akbar 3X

Walau tampak matahari dan bulan berjalan pada jalur yang sama, tidak mungkin keduanya bertabrakan atau saling mendekat secara fisik, karena orbitnya memang berbeda. Perjumpaan bulan dan bumi pada saat gerhana bulan, hanyalah ketampakkannya, ketika matahari tampak terhalang  bulan, saat gerhana bulan, bulan dan matahari berada pada posisi yang berseberangan sematahari yang mestinya mengenai bulan, terhalang bumi. Bulan purnama menjadi gelap karena bayangan bumi.

Allah Akbar 3X

Sains menjelaskan fenomena yang sesungguhnya. Sains menghilangkan mitos dan meneguhkan keyakinan akan kekuasaan Allah. Allah menunjukkan kebesaran-Nya dan kekuasaan-Nya dengan fenomena GERHANA itu.

Keteraturan yang luar biasa yang Allah ciptakan,  memungkinkan manusia menghitung peredaran matahari untuk digunakan dalam perhitungan waktu dan digunakan untuk memprakirakan gerhana.

Kita sekarang membuktikan bahwa sains telah memprediksi gerhana bulan malam ini. Ketika kita menyaksikan kebenaran prakiraan sains, bukan kebanggaan intelektual yang kita tunjukkan melainkan ungkapan:

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ 

“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau (dari segala kekurangan), maka (ampunilah segala kesalahan penjelahan intelektual kami dan) peliharalah kami dari siksa neraka.”

Allah Akbar 3X

Menutup khutbah ini, marilah kita merenungkan firman Allah dalam surah al-Qiyamah ayat 6-12:

يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ. فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ. وَخَسَفَ الْقَمَرُ. وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ. يَقُولُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ. كَلَّا لَا وَزَرَ. إِلَىٰ رَبِّكَ يَوْمَئِذٍالْمُسْتَقَرُّ.

“Dia bertanya, “Kapankah hari kiamat itu?” Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata, “Ke mana tempat lari?” tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhan-Mu tempat kembali pada hari itu.”

Allah Akbar 3X

Setelah kita melaksanakan shalat gerhana BULAN dan merenungi hikmah di balik itu, marilah kita akhiri khutbah ini dengan mohon ampunan dan mohon kekuatan kepada Allah Swt.

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

 اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الحَاجَاتِ

رَبَّنَا لَاتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّاب رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَالنَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةُ عَمَّايَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Wallahu a’lam

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini