NasDem Bersama Warga Jakarta, Usung Figur Muda Paham Masalah Ibu Kota

Jakarta merupakan kota yang lengkap. Tak hanya soal ketersediaan berbagai kebutuhan dasar dan gaya hidup, ragam masalahnya pun terbilang lengkap. Problem yang mungkin tidak pernah kita jumpai di kota lain, ternyata terselip bahkan terpampang nyata di kota ini. Sesuatu yang lumrah mengingat Jakarta dihuni oleh manusia dari berbagai latar daerah, budaya, agama, dan etnis berbeda. 

Achmad Rizki berada dalam denyut beragam masalah itu selama sekitar sepuluh tahun. Profesinya sebagai jurnalis atau wartawan dari salah satu perusahaan media terkemuka yang menuntutnya seperti itu. Liputan di gang-gang sempit hingga di jalanan protokol ibu kota dilaluinya saban hari. Bertemu dengan banyak orang dari berbagai strata sosial. Tak heran jika dia beberapa kali berjasa menyaringkan masalah ke ruang publik yang kemudian direspons pejabat terkait. 

Tak bisa dipungkiri bahwa ragam masalah yang disuarakannya lewat tinta jurnalisnya ada yang berhasil diselesaikan pemerintah. Namun, tak sedikit pula yang belum tertangani dengan maksimal sehingga melahirkan kegelisahan dalam ruang jiwa dan hatinya. Dia tak puas. Kecewa. Dan berangkat dari kegelisan dan kekecewaan yang menahun itulah membuatnya bertekad mencalonkan diri sebagai calon anggota DPRD DKI pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024. 

NasDem yang selama ini dikenal sebagai partai yang selalu bersama rakyat dipilihnya sebagai kendaraan politik. Paradoks wajah Jakarta membangkitkan kesadarannya akan pentingnya keberpihakan kepada masyarakat melalui jalur partai yang identik dengan warna biru itu. Seperti berkali-kali dia bilang, pembangunan dan kemajuan Jakarta harus disertai dengan intervensi kebijakan yang berpihak kepada rakyat di akar rumput. Di titik ini peran NasDem terlihat jelas di Ibu Kota. 

Pria yang akrab disapa Bang Rizki ini terpanggil untuk menjembatani itu melalui ikhtiar dan perjuangan politik bersama NasDem di daerah pemilihan (dapil) 8. Dapil ini meliputi Kecamatan Jagakarsa, Pasar Minggu, Pancoran, Mampang Prapatan, dan Tebet. Turun gelanggang menjadi salah satu kontestan yang berlaga pada Pileg 2024 adalah panggilan hati dan desakan sejarah. Sebab, bagi dia, panggilan politik adalah bagian dari perjuangan mewujudkan keadilan sosial. 

“Kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberanian menjadi cakrawala, dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata.” Kalimat ajaib WS Rendra itu selalu tergiang di batinnya sekaligus mendorongnya untuk ikut berjamaah dalam barisan ikhtiar menyelesaikan berbagai persoalan Jakarta. Dia merasa tulisan jurnalisnya yang telah memanjang di buku sejarah Jakarta sudah waktunya dilanjutkan dengan kisah heroik perjuangan di Kebon Sirih. 

Bang Rizki paham bahwa spirit memperjuangkan idealisme bukan perkara mudah. Namun, komitmen moralnya tak goyah. Ia lahir dari kesederhanaan dan cita-cita mulia memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat yang berada di lapisan terbawah kasta sosial. Jakarta merupakan ruang hidup bersama. Karenanya ruang ketimpangan harus dipersempit atau bahkan ditutup rapat. 

Untuk mencapai tujuan politiknya itu, dia memilih jembatan perjuangannya melalui Partai NasDem. Dia ingin perjuangan tulisannya bertahun-tahun selama menjadi jurnalis menjadi nyata dalam perjuangan politik di DPRD DKI. Jembatan politik yang dia pilih saat ini bukan tanpa pertimbangan matang. Semuanya diawali dengan perenungan dan refleksi panjang. Proses perenungan panjang yang dilakukan dengan melihat parpol yang paling ideal baginya untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Jakarta dan pemilihnya. 

Jembatan politik yang dia pilih ini diyakininya sebagai pilihan tepat. Apalagi Partai NasDem mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sebagai calon presiden pada Pilres 2024. 

Kesamaan visi politik mengantarkannya kepada parpol yang mengusung ide restorasi tersebut. Bisa dibilang bahwa pertemuannya dengan Partai NasDem dan Anies Baswedan saat ini adalah jodoh perjuangan untuk sama-sama membangun bangsa terhormat dan bermartabat. 

Kini, hari-harinya ia lewati dengan kegiatan-kegiatan politik. Ia fokus membentuk basis-basis massa di daerah pemilihannya di Kecamatan Jagakarsa, Pasar Minggu, Pancoran, Mampang Prapatan, dan Tebet. Semakin rutin mendengar keluh kesah warga. Mulai mengambil tanggung jawab, memikul beban pemilihnya, dan menambah daftar tugasnya jika kelak ditakdirkan menjadi anggota DPRD DKI. 

Kini, semua kembali kepada masyarakat pemilih. Mereka yang berdaulat dalam menentukan sikap politik. Sebagai calon legislator, kewajiban Bang Rizki adalah meyakinkan masyarakat bahwa dia adalah bagian dari mereka. Bagian yang akan melengkapi perjalanan sejarah warga dan kota Jakarta menjadi lebih baik lagi.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini