Perluas Pipa Air Bersih Ke Kamal Muara, Anies: Warga Jangan Dagang Air Bersih dari Pipa

Sebagian warga Kamal Muara Penjaringan Jakarta Utara kini bisa lebih tenang. Pangkalnya, PAM Jaya telah memasang pipa air bersih ke pemukiman warga. 

Mereka kini tak lagi bergantung pada air yang dibeli harian atau mingguan. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir pada pemasangan pipa pertama tahap lanjutan di wilayah tersebut, Kamis (30/6). 

Acara yang dikemas dengan syukuran 100 hari air bersih mengalir ke pemukiman warga Kamal Muara itu juga diikuti warga. Dalam sambutannya, Anies mengapresiasi  upaya percepatan pemasangan pipa air bersih tahap lanjutan di RW 01 kawasan itu. 

“Jadi kita ingin agar warga di Jakarta semakin banyak yang bisa mendapatkan air dari pipa. Mereka tidak harus mengambil air dari dalam tanah. Yang kedua, tidak harus membeli air dari distributor yang harganya mahal,” ujar Anies.

Anies mengungkapkan, berdasarkan perhitungan PAM Jaya, saat ini warga Kamal Muara bisa melakukan penghematan yang cukup signifikan. Jika sebelumnya warga harus merogoh kocek hingga Rp 800-1 juta perbulan, kini jauh lebih hemat. Hanya sekitar Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu – Rp 80 ribu, tergantung jumlah kebutuhan.

“Ini penghematan yang luar biasa. Kalau tadi dihitung bisa menghemat 95%. Jadi biaya yang keluar untuk rumah tangga bagi air bisa turun 95%. Artinya pendapatan mereka bisa dipakai untuk kebutuhan-kebutuhan lain. Bisa untuk pendidikan anak, perbaikan rumah, kegiatan lain,” ujar Anies.

Anies pun menjelaskan bahwa air bersih adalah elemen penting yang harus disiapkan oleh negara. Melalui PAM Jaya, Pemprov DKI terus mewujudka  pemenuhan hak warga tersebut. Meski Demikian, Anies berpesan kepada warga agar memanfaatkan air dengan sebaik-baiknya dan tidak boros.

“Jadi jangan dipakai untuk kebutuhan yang lain, tapi gunakan untuk dua hal. Satu kebutuhan hidup, dua kegiatan usaha. Dua ini dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dengan biaya murah, Insya Allah ini menjadi keberkahan bagi warga di sini,” jelas Anies.

Anies juga mengingatkan agar air bersih yang telah terhubung ke pemukiman warga itu tidak diperjualbelikan. Anies mengaku telah memegang data rata-rata pemakaian air warga. 

“Kalau lihat ada keran dibuka, terus diingetin. Nanti lihat meterannya, tiap bulan tadi Pak Dirut bilang rata-rata sekitar 10 meter kubik. Kalau nanti lihat ada yang angkanya di atas 10, diingetin. Kalau angkanya di atas 100, berarti dagang tuh,” ketus Anies.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini