Intime – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengakui adanya kelangkaan stok beras premium di ibu kota. Salah satu faktornya ada fenomena panic buying dari masyarakat di tengah rentetan unjuk rasa.
“Dalam pantauan ada yang kemudian kelangkaan beras-beras premium, ini memang sekarang sedang kita tangani. Ini kan begini, kemarin ada panik buying, lah. Ada orang kemudian menimbun,” kata Pramono di Jakarta, Rabu (3/8).
Sehingga, Pramono menegaskan Pemprov DKI tengah melakukan sejumlah langkah untuk menangani masalah kelangkaan beras agar stok bisa kembali normal.
“Saya minta sekarang segera dinormalkan kembali,” ucap politikus PDI Perjuangan ini.
Di sisi lain, Pramono menekankan stok beras secara umum, utamanya ketersediaan beras untuk pangan murah saat ini masih cukup untuk dua bulan ke depan.
Saat ini, stok beras mencapai 303 ribu ton yang tersebar di Pasar Induk Beras Cipinang, tingkat distributor, pasar tradisional, hingga pasar modern.
“Sebeneranya untuk pangan Jakarta, terutama untuk masyarakat yang umumnya bukan beras premium, itu sampai dengan akhir bulan Oktober tersedia,” ujar dia.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok mengaku salah satu penyebabnya stok beras di Jakarta menipis yakni lantaran harga gabah di tingkat petani itu juga meningkat.
“Jadi, memang secara pasokan juga agak berkurang. Masih banyak penjual beras atau distributor beras yang menghentikan kegiatannya,” ucap Hasudungan kepada wartawan.
Kemudian, kasus beras oplosan yang menyeret PT Food Station Tjipinang Jaya yang merupakan BUMD DKI pengelola pangan juga berpengaruh.
Sementara itu, sampai saat ini Satgas Pangan Polri masih menyita alat produksi atau pengolah beras milik Foos Station sebagai barang bukti kasus peredaran beras yang tak sesuai standar mutu.
“Jadi, itu dipicu juga kemarin masalah yang pengoplosan beras. Setahu saya, (alat produksi beras Food Station) belum (dikembalikan). Itu juga yang menyebabkan mungkin agak susah mencari beras,” pungkasnya.
