Intime – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka genap berusia satu tahun pada 20 Oktober 2025. Dalam perjalanannya, pasangan pemenang Pilpres 2024 itu dinilai telah menorehkan sejumlah catatan positif sekaligus tantangan yang masih perlu dibenahi.
Pemerhati sosial Nurhayati Effendi menilai, tahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibran masih berada dalam fase pemanasan dan penataan pondasi. Ia menyebut pemerintahan saat ini sedang beradaptasi dan mulai mengarahkan langkah-langkah besar ke depan.
“Kalau bicara soal satu tahun pertama pemerintahan Prabowo, saya melihatnya masih masa pemanasan. Baru menata pondasi, masih adaptasi, dan mulai arahkan langkah-langkah besar ke depan. Belum semua terasa di lapangan, tapi arahnya sudah mulai jelas,” kata Nurhayati kepada awak media di Jakarta, Senin (20/10).
Menurutnya, sejumlah program seperti makan bergizi gratis dan perhatian terhadap daerah luar Jawa merupakan langkah positif yang perlu dijaga agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat.
“Program seperti makan bergizi gratis dan perhatian ke daerah luar Jawa itu bagus, tinggal dijaga supaya benar-benar sampai ke masyarakat,” ucapnya.
Nurhayati menilai, salah satu capaian positif pemerintahan Prabowo selama setahun terakhir adalah upaya menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global. Selain itu, ia mengapresiasi keberlanjutan semangat kemandirian pangan, energi, dan hilirisasi industri.
“Kalau dari sisi fondasi, lumayan kuat. Tinggal dilanjutkan dan dipercepat hasilnya,” jelas mantan Anggota DPR RI itu.
Meski begitu, ia menilai masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama dalam hal birokrasi pemerintahan yang gemuk dan lambat. Ia menyoroti lambannya implementasi kebijakan dari pusat ke daerah.
“Kadang keputusan bagus di atas, tapi di bawahnya tersendat. Harus ada percepatan dan efisiensi kerja biar kebijakan cepat terasa ke rakyat,” kata Nurhayati.
Selain soal birokrasi, Nurhayati juga menekankan pentingnya menjaga demokrasi dan ruang publik yang sehat. Menurutnya, pemerintah perlu menjaga komunikasi yang terbuka dan transparan agar masyarakat merasa dilibatkan.
“Komunikasi yang terbuka dan jujur itu penting sekali,” tegasnya.
Atas kinerja satu tahun terakhir, Nurhayati memberikan penilaian 6,5 hingga 7 dari 10 untuk pemerintahan Prabowo-Gibran. Ia menilai arah kebijakan sudah baik, namun implementasinya belum maksimal.
“Tapi belum banyak yang benar-benar bisa dibilang wah. Wajar, karena pemerintahan baru biasanya masih cari irama dan bentuk kerja yang pas,” ujarnya.
Ke depan, Nurhayati berharap pemerintahan Prabowo lebih fokus pada reformasi birokrasi, pemerataan pembangunan, dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Ia juga menekankan pentingnya komunikasi publik yang inklusif.
“Kalau itu dijalankan dengan sungguh-sungguh, saya yakin masyarakat akan semakin percaya. Dan yang paling penting, komunikasi publik dijaga supaya rakyat tahu bahwa pemerintah berjalan bersama mereka, bukan di atas mereka,” pungkas Nurhayati.

