Niilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta terus loyo, pada Jumat (17/6) pagi, Hal tersebut, setelah berbagai bank sentral dunia mengikuti jejak Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang menaikkan suku bunga acuan.
Rupiah pagi ini bergerak melemah 56 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.824 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.768 per dolar AS.
“Setelah Fed, kemarin Bank Sentral Inggris (BoE) dan Bank Sentral Swiss (SNB) juga menaikkan suku bunga acuannya. Kemungkinan bank-bank sentral dunia lainnya akan mengikuti,” ujar pengamat pasar uang Ariston Tjendra dilansir dari Antara.
Ariston mengungkapkan sebagian pelaku pasar menganggap bahwa kenaikan suku bunga acuan untuk memerangi inflasi ini akan menekan laju pertumbuhan ekonomi dan berpotensi menuju resesi.
SNB mengejutkan investor dengan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 15 tahun sebesar 50 basis poin (bps).
BoE juga menaikkan suku bunga untuk kelima kalinya sejak Desember sebesar 25 (bps), sehari setelah Bank Sentral Eropa (ECB) menjanjikan dukungan untuk meredam penurunan pasar obligasi yang dipicu oleh ekspektasi hawkish.
Dengan demikian, kurs Garuda diperkirakan masih akan melemah terhadap dolar AS dengan berkembangnya sentimen resesi tersebut.
“Sentimen tersebut menjadi negatif untuk aset berisiko termasuk rupiah,” jelasnya.
Ia pun memproyeksikan hari ini rupiah akan bergerak melemah ke level Rp14.780 per dolar AS hingga Rp14.800 per dolar AS dengan dukungan di level Rp14.720 per dolar AS.
Pada Kamis (16/6/2022) lalu, rupiah ditutup melemah 23 poin atau 0,15% ke posisi Rp14.768 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.745 per dolar AS