Jakarta adalah salah satu destinasi wisata urban terbesar di Asia Tenggara. Kota ini punya segalanya: sejarah di Kota Tua, ikon nasional seperti Monas, pusat hiburan modern, hingga kuliner kelas dunia. Tetapi di tengah persaingan destinasi global, pertanyaan pentingnya adalah: bagaimana Jakarta bisa meningkatkan pendapatan pariwisata sekaligus memperkuat posisinya di panggung dunia?
Jawabannya ada pada Tourism 4.0 — sebuah konsep pengelolaan pariwisata berbasis Artificial Intelligence (AI), data real-time, Internet of Things (IoT), dan kreativitas lokal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Belajar dari Kota-Kota Global yang Sukses
Banyak kota besar dunia telah membuktikan bahwa teknologi dan data dapat menjadi mesin penggerak pariwisata:
- Dubai menggunakan AI untuk dynamic pricing hotel & atraksi, meningkatkan pendapatan miliaran dolar setiap tahun.
- Barcelona mengatur kepadatan pengunjung dengan data real-time, membuat wisatawan lebih nyaman dan betah lebih lama.
- Singapore memadukan AI dengan promosi berbasis perilaku, menarik wisatawan premium yang membelanjakan lebih banyak uang.
- Tokyo memanfaatkan AR/VR untuk mempromosikan destinasi sebelum kunjungan, meningkatkan minat wisatawan global.
Kota-kota ini membuktikan bahwa pengelolaan berbasis data dan teknologi memberikan dampak nyata pada pendapatan daerah.
Peluang Peningkatan PAD untuk Jakarta
Berdasarkan data PAD 2024 sebesar Rp 72,95 triliun, kontribusi sektor pariwisata diperkirakan ±Rp 8,75 triliun per tahun. Dengan penerapan Tourism 4.0, kontribusi ini realistis naik menjadi 15–18%, atau tambahan sekitar Rp 2–4 triliun per tahun.
Tambahan ini berarti:
- Lebih banyak dana untuk perbaikan infrastruktur pariwisata.
- Kampanye promosi internasional yang lebih masif.
- Revitalisasi kawasan bersejarah dan ruang publik.
- Program pemberdayaan UMKM di sekitar destinasi wisata.
- Kekuatan Kolaborasi dengan Inovator Lokal
Jakarta tidak harus membangun semua sistem ini dari nol. Ekosistem startup kreatif di kota ini sudah memiliki kemampuan untuk:
- Membuat konten promosi otomatis dalam bentuk teks, gambar, dan video berkualitas tinggi.
- Menganalisis data pariwisata untuk memprediksi tren dan merancang strategi promosi.
- Mengoptimalkan iklan digital agar menjangkau wisatawan berpotensi tinggi.
Beberapa pemain lokal bahkan mampu mengubah rilis event menjadi artikel berita siap tayang dalam hitungan menit, membuat video promosi destinasi tanpa studio, dan menjalankan kampanye iklan yang terukur dampaknya terhadap kunjungan wisatawan. Inovasi seperti ini selaras dengan semangat Tourism 4.0 dan terbukti efektif di kota-kota maju.
Membangun Jakarta sebagai Smart Tourism City
Jika Pemprov DKI mengadopsi Tourism 4.0 dan menggandeng inovator lokal:
- Promosi destinasi akan lebih cepat, tepat, dan efisien.
- Wisatawan akan tinggal lebih lama dan membelanjakan lebih banyak uang.
- Citra Jakarta sebagai kota destinasi global akan semakin kuat.
- PAD dari sektor pariwisata akan meningkat signifikan tanpa membebani APBD.
Kesimpulan
Tourism 4.0 adalah peluang emas bagi Jakarta untuk naik peringkat sebagai destinasi wisata dunia. Teknologi sudah tersedia, pasar siap, dan pelaku kreatif lokal mampu mendukung. Dengan langkah strategis sekarang, Jakarta bisa menjadi contoh sukses Smart Tourism City berbasis AI di Asia Tenggara — destinasi yang bukan hanya dikunjungi, tetapi juga diingat dan kembali didatangi.