Dualisme Ikatan Alumni di Universitas Trisakti Disorot

Perpecahan alumni Universitas Trisakti disorot. Sejak adanya dualisme IKA Universitas Trisakti dan IKA Trisakti.

Semestinya, mereka menjadi contoh baik untuk para adik-adiknya di kampus agar tidak disebut sebagai oligarki aktivis kampus.

Ketua KAHMI Rayon Universitas Trisakti, Guido Dewa Kartasasmita, lebih mendorong adanya inisiatif partisipasi dalam bentuk komunitas alumni yang memberikan sumbangsih bagi kampus yang saat ini sudah tidak menjadi ikon universitas swasta berkualitas di Indonesia.

“Banyak alumni yang jadi peneliti, pengusaha, profesional industri dan bahkan politisi itu lebih bisa memberikan keilmuan dan kemampuan praktis yang lebih dibutuhkan kampus dan mahasiswa saat ini,” beber dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/3).

“Keduanya, tidak bisa mengklaim mewakili besaran jumlah alumni Trisakti yang jumlahnya jutaan. Mengumpulkan 10 ribu alumni saja hebat. Dua-duanya tak mewakili alumni,” tegasnya.

Menurut dia, daripada ribut lebih baik menjaga nama baik kampus dengan berikan sumbangsih sebagai alumni.

“Dalam bahasa politiknya. Ikatan Alumni di Trisakti sudah seperti oligarki aktivis yang sebenarnya juga tidak mampu mewakili alumni secara keseluruhan dan sekarang pecah pula. Ayo jaga kampus ini,” sambung pengurus KADIN Indonesia itu.

Dia menambahkan, sejak berdiri 56 tahun silam, Universitas Trisakti telah memiliki sejarah panjang, salah satunya yang sangat bersejarah yaitu Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 yang mengakibatkan 4 mahasiswa Universitas Trisakti gugur, serta puluhan lainnya luka-luka.

“Gugurnya empat mahasiswa Universitas Trisakti dalam tragedi tersebut menjadi pemicu pergerakan mahasiswa Indonesia untuk menumpas Orde Baru serta dilihat sebagai awal kebangkitan Era Reformasi Indonesia. Ayo jaga ini.” pintanya.

Semenjak peristiwa tersebut, Universitas Trisakti dikenal sebagai Kampus Pahlawan Reformasi serta terus bertekad untuk berdiri di depan dan senantiasa mengibarkan panji-panji reformasi dengan idealisme Kadeham (Kebangsaan, Demokrasi dan Hak-Hak Asasi Manusia).

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini