Intime – Lembaga Advokasi Halal, Indonesia Halal Watch (IHW), memberikan respons terkait maraknya pemberitaan mengenai dugaan kecurangan yang dilakukan oleh produsen air minum kemasan merek Aqua.
Isu yang berkembang menyebutkan bahwa Aqua diduga menggunakan air sumur tanah dalam sebagai bahan baku, dan bukan dari mata air pegunungan seperti yang selama ini diiklankan.
Menurut Founder Indonesia Halal Watch, Dr. H. Ikhsan Abdullah, jika produsen terbukti melakukan kecurangan dengan mengganti sumber air yang tidak sesuai dengan sampel yang diajukan saat pengurusan izin edar BPOM dan sertifikasi halal, maka hal tersebut dapat berakibat pada sanksi hukum.
“Produsen dan produk Aqua dapat dikenai sanksi berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Pasal 8 ayat (1) tentang Perlindungan Konsumen. Konsekuensinya bisa berupa pencabutan izin edar oleh BPOM, pembatalan sertifikasi halal oleh BPJPH, serta penurunan seluruh iklan dan billboard dari ruang publik,” tegas Ikhsan dalam pernyataan resminya di Jakarta, Jumat (24/10).
Ikhsan juga menyoroti potensi bahaya yang dapat dialami konsumen jika bahan baku air yang digunakan tidak sesuai.
“Produk yang dihasilkan berisiko menimbulkan reaksi alergi, keracunan, atau bahkan penyakit yang lebih serius,” tambahnya.
Selain itu, ia mengingatkan bahwa tindakan curang tersebut dapat merusak reputasi produsen secara signifikan, menurunkan kepercayaan konsumen, dan berujung pada hilangnya pangsa pasar.
Indonesia Halal Watch mendorong BPOM dan BPJPH untuk melakukan pemeriksaan lebih ketat terhadap produk dan fasilitas produksi Aqua
Apabila ditemukan pelanggaran, kedua lembaga tersebut diharapkan dapat mengambil langkah tegas, termasuk evaluasi ulang, pencabutan izin, serta pembatalan sertifikasi halal.
“Penting bagi produsen untuk mematuhi peraturan dan menjaga komitmen serta integritas produk guna menjamin keamanan dan kepercayaan konsumen,” pungkas Ikhsan.
