Oleh: dr. Ni Putu Ardini UT
Influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan menyerang saluran pernafasan bagian atas dan bawah. Beberapa dari virus ini dapat menginfeksi manusia, dan beberapa lainnya spesifik untuk spesies yang berbeda, misalnya hanya menginfeksi pada hewan tertentu.
Virus ini menular melalui droplet (percik air liur atau sekret dari pernapasan) yang dikeluarkan dari mulut dan sistem pernapasan saat batuk, berbicara, dan bersin.
Selain itu, virus influenza dapat menular melalui sentuhan benda atau barang di sekitar kita yang terkontaminasi virus dan setelah itu kita menyentuh hidung atau mata.
Influenza dapat menular sebelum orang menunjukkan gejala dan hingga 5 hingga 7 hari setelah infeksi masuk ke dalam tubuh seseorang. Setelah terinfeksi, dibutuhkan waktu beberapa hari bagi sebagian besar orang sehat untuk pulih sepenuhnya, namun komplikasi seperti pneumonia dan kematian sering terjadi pada kelompok risiko tinggi tertentu. Kelompok-kelompok ini termasuk anak-anak, orang lanjut usia, orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, dan wanita hamil.
Influenza menyebar dengan cepat dan efisien dalam epidemi musiman. Epidemi flu terjadi setiap musim gugur dan musim dingin di daerah beriklim sedang dan mempengaruhi sebagian besar orang dewasa dan anak-anak, namun musim berdampak berbeda pada kelompok umur dan tingkat keparahannya.
Ada 4 jenis virus influenza, yaitu tipe A, B, C dan D.
• Virus influenza A selanjutnya diklasifikasikan menjadi subtipe berdasarkan kombinasi protein pada permukaan virus. Saat ini yang beredar pada manusia adalah virus influenza subtipe A(H1N1) dan A(H3N2). A(H1N1) juga ditulis sebagai A(H1N1)pdm09 karena menyebabkan pandemi pada tahun 2009 dan menggantikan virus A(H1N1) sebelumnya yang telah beredar sebelum tahun 2009. Hanya virus influenza tipe A yang diketahui menyebabkan pandemi.
• Virus influenza B tidak diklasifikasikan menjadi subtype. Virus influenza tipe B termasuk dalam garis keturunan B/Yamagata atau B/Victoria.
• Virus influenza C lebih jarang terdeteksi dan biasanya menyebabkan infeksi ringan, sehingga tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat.
• Virus influenza D terutama menyerang ternak dan tidak diketahui menginfeksi atau menyebabkan penyakit pada manusia.
Gejala influenza biasanya dimulai sekitar 2 hari setelah tertular oleh seseorang yang mengidap virus tersebut.
Gejalanya meliputi:
• demam yang timbul secara tiba-tiba, demam dapat mencapai suhu yang tinggi >39° C
• batuk, dimulai dengan rasa tidak enak pada tenggorokan kemudian batuk yang makin parah
• pilek
• sakit tenggorokan atau nyeri menelan
• sakit kepala
• nyeri otot dan sendi
• malaise (merasa tidak enak badan, lelah)
Kebanyakan orang sembuh dari demam dan gejala lainnya dalam waktu seminggu tanpa memerlukan perhatian medis. Namun, influenza dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian, terutama pada orang yang berisiko tinggi.
Influenza dapat memperburuk gejala penyakit kronis lainnya. Dalam kasus yang parah, influenza dapat menyebabkan radang paru-paru (pneumonia) dan infeksis sistemik (sepsis).
Semua kelompok umur dapat terkena dampaknya, namun ada kelompok yang lebih berisiko dibandingkan kelompok lainnya.Orang yang berisiko lebih besar terkena penyakit parah atau komplikasi ketika terinfeksi adalah:
✓ wanita hamil,
✓ anak di bawah usia 5 tahun,
✓ orang lanjut usia,
✓ individu dengan kondisi medis kronis (seperti riwayat penyakit jantung seperti gagal jantung, hipertensi tidak terkontrol, riwayat penyakit paru seperti TBC, gangguanginjal, diabetes)
✓ individu dengan kondisi/pengobatan yang menekan sistem imun (imunosupresif) (seperti HIV, menerima kemoterapi atau steroid, atau keganasan, orang dengan riwayat gangguan autoimun)
✓ petugas kesehatan mempunyai risiko tinggi tertular infeksi virus influenza karena meningkatnya paparan terhadap pasien
Pengumpulan sampel pada saluran pernafasan yang tepat dan penerapan uji diagnostik laboratorium diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasti. Pengumpulan, penyimpanan dan pengangkutan spesimen pernafasan yang tepat merupakan langkah awal yang penting dalam deteksi laboratorium terhadap infeksi virus influenza.
Konfirmasi laboratorium biasanya dilakukan dengan menggunakan deteksi antigen langsung, isolasi virus, atau deteksi RNA spesifik influenza dengan reaksi berantai transkriptase-polimerase terbalik (RT-PCR).
Kebanyakan orang akan sembuh dari influenza dengan sendirinya. Orang dengan gejala parah atau diikuti dengan sesak nafas atau kondisi medis lainnya yang mengancam jiwa harus mencari perawatan medis.
Orang dengan gejala ringan harus:
• tinggal di rumah untuk menghindari menulari orang lain
• istirahat
• minum banyak cairan (rehidrasi)
• mengobati gejala dengan obat simptomatik, contohnya
o demam mengkonsumsi obat penurun demam seperti parasetamol,
o pilek mengkonsumsi obat dekongestan seperti pseudoefedrin
o batuk dengan dahak menkonsumsi obat pengencer dahak seperti ambroksol, asetilsistein, erdostein
o sakit kepala, sakit otot menkonsumsi obat pengurang nyeri seperti parasetamol, ibuprofen
• mencari perawatan medis jika gejalanya memburuk.
Orang yang berisiko tinggi atau dengan gejala parah atau dengan sesak nafas harus diobati dengan obat antivirus sesegera mungkin oleh tenaga kesehatan dan diawasi oleh tenaga kesehatan untuk melihat perkembangan penyakitnya sehingga tidak sampai jatuh ke keadaan radang paru-paru (pneumonia) atau infeksi sistemik (sepsis).
Selain itu orang yang beresiko tinggi akan lebih baik untuk mendapatkan vaksinasi influenza sebagai langkah pencegahan.
Referensi: Influenza (seasonal) : WHO fact sheet. (2023 World Health Organization). Artikel kesehatan ini telah direview oleh dr. Ni Putu Ardini UT. Versi Pembaharuan : 003/II/2025/NPA